Bandung, Brilianews.com – Pemerintah provinsi Jawa Barat menggandeng Euwelle Environmental Technology (EET), untuk penbangunan infrastruktur Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo (LUNA) di kabupaten Bogor.
Sebelumnya kerjasama dilakukan bersama PT Jabar Bersih Lestari (PT. JBL) dengan target 12 Juni 2020 bisa beroperasi, namun TPPAS LUNA hingga saat ini masih belum bisa beroperasi akibat adanya kendala dari PT JBL dalam hal biaya, teknologi, dll.
“Ini adalah arahan saya memberhentikan investor terdahulu yang sudah panjang lebar kita pilih, ternyata wanprestasi,” ucap Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Bandung, Selasa (23/3/2021).
Belajar dari hal ini ia memilih bekerja sama dengan EET, perusahaan teknologi lingkungan yang berbasis di Jerman, berdasarkan kepada beberapa kriteria, yaitu teknologi yang sudah teruji, cost yang reasonable, sehingga beban keeping fee ke kota kabupaten tidak terlalu besar.
ETT akan menggunakan teknologi Maximum Yield Technology (MYT), sebuah inovasi proses pengolahan dan pemanfaatan sampah, yang dirancang untuk mengolah sampah hingga menghasilkan bahan bakar turunan batu bara atau disebut juga Refuse Derived Fuel (RDF), biogass, dan kompos.
RDF ini kemudian akan digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara untuk pabrik semen, yaitu PT Indocement Tunggal Perkasa (PT. ITP)
“Teknologi MYT yang digadang EET sendiri sudah teruji dan diimplementasikan di Jerman, Perancis, China dan juga Thailand, ” ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Prima Mayaningtias mengatakan, TPPAS LUNA yang terletak di Kabupaten Bogor memiliki kapasitas 1650-1800 Ton per hari, dengan luas lahan 55 Hektar. Pemerintah sendiri mendukung pembangungan TPPAS ini dengan menggelontorkan dana dari APBN sebesar 118 M dan dari APBD Jabar sebesar 75 M.
Ia menambahkan, TPPAS LUNA akan menerima sampah dari Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok dan juga Kota Tangerang Selatan.
“Proyek TPPAS LUNA ini merupakan proyek kerjasama antara Pemerintah Prov. Jabar bersama-sama dengan PT. Jasa Sarana selaku Badan Usaha Milik Provinsi Jawa Barat, PT Indocement Tunggal Perkasa, dan sekarang menggandeng EET sebagai penyedia infrastrukturnya, ” ucapnya. (Adi)
