banner 970x250

Sekolah Tatap Muka, Komisi V DPRD Jabar Ingatkan Sekolah Terapkan Protokol Kesehatan

Sekolah Tatap Muka, Komisi V DPRD Jabar Ingatkan Sekolah Terapkan Protokol Kesehatan
Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Abdul Hadi Wijaya. (Foto : Humas DPRD Jabar).

Bandung, Brilianews.com – Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Abdul Hadi Wijaya mendukung penuh rencana sekolah tatap muka  yang akan dimulai Juli mendatang.

Meskipun masih memerlukan diskusi yang panjang, menurutnya ada beberapa aspek yang perlu disiapkan seperti persetujuan orang tua siswa dalam pemberlakukan sekolah tatap muka tersebut.

“Terkait sekolah tatap muka ini memerlukan diskusi yang panjang dan beberapa aspek yang perlu disiapkan. Dari Dinas Pendidikan sendiri mengatakan, bahwa instruksi dari menteri sendiri adalah sudah harus dipersiapkan per Juli Tahun 202,” kata Abdul Hadi, Selasa (13/4/2021).

Gus Ahad –sapaan Abdul Hadi Wijaya– menghimbau, pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Baca Juga  Amanda Bertekad Akselerasi Program PKK Jabar

“Jangan ada kesan juga dipaksakan, yang akan berimbas pada keamanan anak anak kita, ” ucapnya.

Sementara itu Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Siti Muntamah mengingatkan, dalam pendidikan tatap muka harus tetap mengikuti arahan. Satgas covid-19.

Selain itu, ada hal lain yang tidak boleh dilupakan dan harus menjadi perhatian bersama, mengingat selama satu tahun anak-anak tidak terlepas dari gawai.
Hal itu menurutnya, sangat mempengaruhi mental psikologis anak.

Untuk itu ia meminta pihak sekolah mempersiapkan guru Bimbingan Konseling (BK).

“Gawai sudah dipastikan tidak clear tentu saja mempengaruhi jiwa anak anak untuk itu. Protokol kesehatan tak cukup di dalam pendidikan tatap muka, dan perlu ditambah yaitu dengan sekolah mempersiapkan psikologi dan mental anak-anak”katanya.

Baca Juga  DPRD Kota Bandung Usul Stilasi BLA Jadi Wisata Edukasi

“Ada sebuah kehawatiran bahwa ketika tatap muka dan ineteraksi sosial, ada kekerasan baik itu bullying. Tentu ini juga akan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah, ” tuturnya. (Adi)