banner 970x250

212 Nakes dan Pegawai RSHS Terpapar Covid-19

212 Nakes dan Pegawai RSHS Terpapar Covid-19
212 Nakes dan Pegawai RSHS Terpapar Covid-19

Bandung, Brilianews.com – Sebanyak 212 tenaga kesehatan (nakes) dan pegawai Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, terpapar Covid-19.

Menurut Plh Direktur Pelayanan Medik, Perawatan dan Penunjang RSHS dr. Yana Akhmad Supriatna, hingga Minggu (20/6/2021), terdapat 212 tenaga kesehatan dan pegawai RSHS terkonfirmasi positif Covid-19.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya, dimana pada Bulan Mei lalu, tercatat hanya 61 pegawai yang terkonfirmasi positif Covid-19.

“Untuk bulan ini (Juni) sampai tanggal 20 atau kemarin itu, sudah tercatat ada 212 pegawai yang terkonfirmasi positif Covid-19, dengan rincian 171 nakes dan 41 non-nakes. Dari 212 orang terkonfirmasi sebanyak 14 orang yang sedang menjalani perawatan, atau sekitar enam persen, selebihnya itu tanpa gejala (OTG) atau gejala ringan yang menjalani isolasi di rumah masing-masing,” ujar dr Yana kepada wartawan melalui rekaman video resmi RSHS Bandung, Senin (21/6/2021).

Ia menuturkan meski cukup banyak pegawai yang terpapar Covid-19, namun ia memastikan bahwa pelayanan kesehatan di RSHS Bandung tidak terganggu, baik untuk pelayanan Covid-19 maupun non-Covid-19.

Baca Juga  Capaian Sentra Vaksinasi BPBD Jabar di Kota Cimahi Lampaui Target

Namun demikian, dengan terus meningkatnya kasus positif Covid-19 dalam beberapa minggu terahir, berdampak pada beban psikologis maupun beban fisik para tenaga kesehatan di RSHS.

Apalagi diantara rekan sejawatnya, terdapat beberapa nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19.

“Dengan terus bertambahnya pasien Covid-19 yang dayang ke RSHS, ditambah tingkat keterisian BOR yang cukup tinggi, serta jumlah nakes yang terpapar Covid-19 yang terus bertambah, maka turut berdampak pada beban psikologis bagi para nakes itu sendiri. Namun kami tetap berupaya melakukan pelayanan kesehatan sebaik mungkin,” ujar dr. Yana.

Untuk mengantisipasi meluasnya penularan Covid-19, pihaknya pun mengintensifkan pelaksanaan 3T (testing, tracing, dan treatment) bagi para nakes yang memiliki kontak erat dengan pasien atau pegawai yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Bagi nakes di ring satu atau langsung berhadapan dengan pasien covid-19, disediakan akomodasi tempat tinggal sementara yang disediakan oleh pemerintah daerah.

Baca Juga  HUT KE-77 RI, Ridwan Kamil: Momentum Kebangkitan Indonesia Menuju Negara Adidaya

Pihak rumah sakit lanjut dr Yana juga melakukan pembatasan pelayanan, seperti di ruang OK (kamar operasi), terutama untuk tindakan operasi-operasi elektif atau terencana.

Pembatasan pelayanan juga dilakukan di Instalasi Gawat Darurat, dengan cara lebih mengintensifkan upaya skrining Covid-19. Sehingga, jangan sampai pasien terkonfirmasi Covid-19 masuk dalam jalur pelayanan non-Covid-19 atau sebaliknya.

“Selain kebijakan pembatasan pelayanan, kami pun lakukan pembatasan terkait jumlah penunggu pasien, dimana setiap pasien hanya boleh ditunggu atau ditemani hanya satu orang. Begitu juga dengan pembatasan jumlah penunggu di ruang rawat inap pasien, yang hanya boleh satu orang per ruangan dan wajib mengikuti skrining Covid-19,” katanya. (Afr)