banner 970x250

Kuartal II Tahun 2021, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Naik Signifikan

Kuartal II Tahun 2021, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Naik Signifikan
Kuartal II Tahun 2021, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Naik Signifikan

Bandung, Brilianews.com – Pertumbuhan ekonomi Indonesia naik signifikan di Kuartal II Ttahun 2021 menjadi 7,07% yoy (3,31% qoq) di atas market consesus.

Terpantau kontribusi konsumsi pemerintah yang dominan di Q2-2021, sementara ekspor masih melanjutkan kontribusi positifnya.

“Kita memiliki basis yang baik di Q2, bahwa GDP kita 7,07% yoy,” ucap Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso pada konferensi pers secara virtual, Rabu (8/9/2021).

Wimboh Santoso menyebutkan target pertumbuhan ekonomi 2022, adalah 5,2-5,5%.

“Sesuai dengan yang didiskusikan di DPR, telah di sepakati bahwa target pertumbuhan ekonomi di 2022 adalah 5,2-5,5%. Dan di 2021 ini kita diharapkan bisa di atas 4%. Bahkan kalau kondisinya membaik lebih cepat bisa mencapai 5%,” ungkapnya.

Dalam rangka menjaga momentum ini, kata Wimboh, OJK akan terus mendorong sektor-sektor, terutama yang berkaitan dengan konsumsi. Dalam hal ini mobiliti menjadi sangat penting.

“Dengan mobilitas yang semakin baik, maka kita harapkan pertumbuhan ekonomi kita akan lebih besar, terutama karena perekonomian kita didukung oleh permintaan domestik, itu lebih dari 50%,” tuturnya.

Selain itu, diharapkan, ekspor terus meningkat dan ini hanya bisa dilakukan bila prokes tetap diterapkan.

“Saat mobiliti lebih leluasa, kita tetap harus waspada, memakai masker dan juga sangat hati-hati dalam melakukan interaksi dengan orang lain, ” imbuhnya.

Baca Juga  Pemprov Jabar Tekan Kasus HIV/AIDS Melalui Sejumlah Mitigasi

Berkaitan dengan pertumbuhan kredit, Wimboh menuturkan, bahwa kredit korporasi mengalami kontraksi cukup besar. Diketahui perusahaan-perusahaan korporasi ini, memang membutuhkan modal kerja yang besar dibandingkan pada saat normal sebelum pandemi COVID-19.

Kuartal II Tahun 2021, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Naik Signifikan
Kuartal II Tahun 2021, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Naik Signifikan

“Kita menyadari bahwa perusahaan-perusahaan yang non UMKM, pertumbuhan kreditnya belum pulih,” ujar dia.

Wimbih mengungkapkan pertumbuhan kredit sendiri lebih banyak didukung dari bank BUMN dan PPD. Sementara itu bank umum swasta nasional masih belum tumbuh positif. Secara yoy masih -2,6%, terutama bank umum swasta nasional asing yang masih berkontraksi 5,9% yoy.

“Hal ini memberikan indikasi bahwa beberapa sektor masih belum pulih seperti semula,” ucap Wimboh.

Sedangkan kredit UMKM kata Wimboh, tumbuh stabil sebesar 1,93% yoy. Secara industri porsi UMKM sebesar 19,78% dan ini mengalami tren yang meningkat dalam satu tahun terakhir.

OJK sendiri turut andil dalam perkembangan UMKM, dengan memfasilitasi digitalisasi UMKM melalui perluasan pemasaran dengan membangun platform UMKM-MU untuk produk kuliner, fesyen, kerajinan tangan, pertanian, dan perkebunan. Selain itu menyediakan layanan, untuk mendukung pemasaran produk Industri Halal.

“Ini (UMKM-MU) adalah e-commerce yang sosial, yang semua masuk tanpa biaya bahkan kita bina dengan pembiayaan yang murah, subsidi, itu satu ekosistem payment, dan juga e-commerce lainnya link menjadi satu,” tutur Wimboh.

Ia menambahkan , hal ini secara privat sudah terjadi, namun kita dan pemangku kepentingan mungkin mendorong ini menjadi suatu gerakan yang masif, dan nasional seluruh Indonesia. Dan kita harapakan semua e-commerce yang ada di Indonesia akan menjadi hak kita untuk mendorong UMKM go internasional, bukan hanya untuk membeli barang dari luar negeri tapi juga malah akan kita pergunakan untuk barang produksi dalam negeri ke internasional.

Baca Juga  OJK Tingkatkan Edukasi dan Inklusi Keuangan Pelajar dan Mahasiswa

“Usaha mikro, kecil dan menengah atau sering kita sebut UMKM, menjadi target utama dalam kebijakan-kebijakan OJK karena apabila kita lakukan dan permudah potensinya luar biasa, dan ini bisa kita akses dengan digital di seluruh Indonesia. Sehingga OJK juga mendukung UMKM ini diantaranya target pemerintah untuk 30% sampai 2024,” tutur Wimboh.

“Berbagai upaya dilakukan agar dilapangan kita bukan hanya (mengejar) jumlah pencapaian angka target, tapi bagaimana kita bisa mencetak entrepreuner-entrepreuner baru di lapangan, sehingga nanti juga bisa membantu dalam penciptaan lapangan kerja dan juga kepada pertumbuhan ekonomi kita, ” pungkasnya. (Adi)