banner 970x250

Teknologi Digital Berkembang Pesat, Dunia Pendidikan Harus Cepat Ciptakan Pola Pembelajaran Baru

Teknologi Digital Berkembang Pesat, Dunia Pendidikan Harus Cepat Ciptakan Pola Pembelajaran Baru
Teknologi Digital Berkembang Pesat, Dunia Pendidikan Harus Cepat Ciptakan Pola Pembelajaran Baru

Bandung, Brilianews.com – Sejak awal 2021, teknologi digital mengubah semua bidang kehidupan termasuk pendidikan.

Rektor UPI Prof. Dr. H. M. Solehuddin mengatakan, di abad ini pendidikan dihadapkan pada gejala disrupsi berbagai bidang, seperti dunia kerja, bisnis, perekonomian dan pola interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

“Di abad ini tumbuh fenomena semakin terintegrasinya dunia cyber dengan dunia fisik, yang melahirkan banyak jenis kegiatan ekonomi dan bisnis baru, ” kata Rektor dalam pidatonya pada peringatan Dies Natalis ke 67 UPI, Kamis (21/10/2021).

Peringatan digelar secara daring dan luring di Gedung Achmad Sanusi, Kampus Bumi Siliwangi jalan Setiabudhi kota Bandung dan melalui channel youtube TVUPI DIGITAL.

Hadir dan menyampaikan orasi ilmiah pada kegiatan tersebut Ketua Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Dr. Asep N Mulyana.

Lebih lanjut dikatakan Rektor, lahirnya jenis pekerjaan atau jabatan baru, menghilangkan berbagai jenis pekerjaan yang dikenal selama ini.

Perubahan itu berlangsung cepat, sehingga dunia pendidikan harus cepat tanggap untuk menciptakan pola pembelajaran baru dengan cara yang lebih inovatif.

Menghadapi perubahan yang terjadi, pendidik harus mampu memberikan andil tidak hanya sebatas mengajar di kelas, tetapi juga melahirkan pemikiran maju dan kreatif mendorong sistem pendidikan dan pembelajaran yang semakin fleksibel untuk berselancar dalam dinamika perubahan.

Baca Juga  Len Kebut Pengerjaan Sistem Persinyalan Kereta Tanpa Masinis LRT Jabodebek
Teknologi Digital Berkembang Pesat, Dunia Pendidikan Harus Cepat Ciptakan Pola Pembelajaran Baru
Teknologi Digital Berkembang Pesat, Dunia Pendidikan Harus Cepat Ciptakan Pola Pembelajaran Baru

“Tantangan yang paling menarik bagi Kemdikbud-Ristek dan UPI adalah mengubah mindset calon-calon guru dari fungsinya sebagai pengajar, menjadi pemimpin dan pengelola belajar siswa,” ujarnya.

Rektor juga mengingatkan bahwa peserta didik sekarang sudah jadi pengguna teknologi yang mahir dan cerdas.

Karena itu, daripada mengajarkan suatu aplikasi atau progran tertentu, pendidik sebaiknya memfasilitasi dan mendorong peserta didik mencoba sendiri kecakapan yang ingin mereka pelajari.

Rektor mengingatkan
banyak gejala yang menunjukkan peserta didik frustrasi, ketika
pendidik menyuguhkan daftar panjang pokok bahasan berupa kumpulan pengetahuan yang mungkin sudah usang sesuai kurikulum yang berlaku.

“Cara-cara mengajar seperti ini tidak lagi relevan,” ujarnya.

Rektor menyebutkan
para peserta didik generasi Z yang lahir antara tahun 1965 sampai 2009 dan generadi Alfa yang lahir sejak tahun 2010, tumbuh kembang dengan teknologi digital. Mereka adalah digital native yang nyaman dengan berbagai aplikasi teknologi.

Baca Juga  PPDB JABAR 2024,Tes Kemampuan Prestasi Calon Peserta Didik Tahap II Mulai Digelar

Sebagai digital native, peserta didik sekarang lebih cepat memahami teknologi ketimbang pendidik yang umumnya merupakan digital migran.

Dalam ekosistem digital ini sambung Rektor, tidak lagi relevan jika peserta didik hanya sebagai penerima pembelajaran, karena mereka pembelajar mandiri.

“Mereka tumbuh dan berkembang bersama teknologi dan mampu mengakses informasi dari berbagai sumber dengan ujung jari, hanya dalam beberapa detik saja melalui perangkat digital mereka, ” imbuhnya.

Kondisi ini menggambarkan bahwa para peserta didik sekarang dan generasi selanjutnya, akan semakin cerdas dan nyaman menggunakan teknologi digital untuk belajar apapun selama dia mau.

“Gejala ini jadi tantangan bagi para pengelola penyelenggara pendidikan khususnya UPI, sebagai lembaga pendidikan penghasil guru dan tenaga kependidikan, ” tegas Rektor. (Ida)