banner 970x250

Jabar Targetkan Tahun 2022 Tidak Ada Lagi Desa Tertinggal

Kota Bandung, Brilianews.com – Pemerintah provinsi Jawa Barat menargetkan, tahun 2022 tidak ada lagi desa berstatus tertinggal.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Barat Dicky Saromi mengatakan, hingga ahir tahun 2021 ini di Jabar tidak ada lagi desa sangat tertinggal namun masih ada 18 desa tertinggal.

Ke 18 desa tertinggal, tersebar di 3 kabupaten yakni kabupaten Tasikmalaya, Cianjur dan kabupaten Karawang.
“Paling banyak di Kabupaten Tasikmalaya,” kata Dicky pada acara Ngabejaan Desa (Ngawangkong bareng jeung wartawan Desa), di kantor DPMD jalan Soekarno Hatta Bandung, Senin (20/12/2021).

Dicky menerangkan pada tahun 2018, di Jawa Barat terdapat 929 desa tertinggal. Jumlah ini terus menurun hingga ahir tahun 2021 tersisa 18. Desa berstatus berkembang juga menurun, karena naik status menjadi desa maju dan desa mandiri.

“Dan untuk tahun 2022 yang ingin kami lakukan, bahwa 18 desa tertinggal tadi akan jadi nol, ” katanya.

Terus berkurangnya jumlah desa tertinggal ini, kata dia, merupakan bukti baiknya indeks desa membangun (IDM) di Jawa Barat.

Ini terlihat dari perbaikan pada aspek ekonomi, infrastruktur, dan sosial, yang merupakan hal penting untuk perbaikan status desa.

Baca Juga  Fly Over Pelangi Bandung Ganti Nama Jadi Jaksa Agung R. Seoprapto

Berdasarkan acuan yang tertuang dalam Permendesa Tentang IDM, menurutnya terdapat sejumlah indikator yang menentukan status desa seperti tingkat pelayanan, kesehatan, akses pendidikan dasar, dan ekonomi.

Upaya perbaikan status desa ini, lanjut Dicky, tidak terlepas dari visi misi kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil – Uu Ruzhanul Ulum.

Beberapa program itu di antaranya satu desa satu BUMDES, 1 village 1 company, patriot desa, CEO bumdes, desa wisata, dan peningkatakan infrastruktur desa. “Lalu ada Patriot Desa, investasi dengan mengirim anak-anak muda yang punya spirit dalam berkolaborasi, inovasi; CEO bumdes yang membantu untik memajukan bumdes; Kampung keluarga juara, ini identik dengam gerakan sosial seperti posyandu; desa wisata, wisata hal yang diandalkan dalam memajukan desa, lalu sapa warga, agar warga bisa berkoneksi, bisa berkomunikasi langsung dengan pimpinan (gubernur); dan Maskara, mobil aspirasi kampung juara, ini reward bagi desa yang berstatus mandiri,” kata dia.

Tak hanya itu, dari sisi konstruksi, menurutnya pihaknya terus memberikan pelayanan infrastruktur untuk pedesaan, untuk jalan desa. Lalu ada jembatan gantung di desa yang sudah dibuat beberapa tahun terakhir,” kata dia.

Berkat pembangunan tersebut, menurut dia saat ini IDM Jawa Barat berada di angka 72,02,72. Ini cukup baik karena sudah melebihi target.

Baca Juga  Tiket KA Angkutan Lebaran 2024 Sudah Dapat Dibeli Mulai 15 Februari

“Yang jadi target, indeks desa membangun minimal 0,72 pada 2023 Ternyata di 2021 target IDM sudah kita capai, yaitu 0,72,72. Jadi tak perlu nunggu sampai 2023, tapi kita sudah mencapainya di 2021,” ujarnya.

Berkat upaya inipun, menurutnya saat ini di Jawa Barat terdapat 586 desa mandiri dari total 5.312 desa. “Ini menjadikan kita sebagai provinsi kedua di Indonesia yang jumlah desa mandirinya paling banyak,” ujarnya.

Dicky memastikan pihaknya akan terus mengoptimalkan pembangunan desa. Terlebih, lanjut dia, saat ini desa sudah menjadi prioritas pembangunan, baik dari pemerintah provinsi maupun pusat.

“Karena Indonesia akan maju jika desanya maju. Demikian juga kalau desanya juara, maka Jawa Barat akan juara,” ujarnya. (Ida)