banner 970x250

Jabar Targetkan Smart Cluster Kebencanaan di Setiap Desa

Kota Bandung, Brilianews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Jabar Quick Response terus meningkatkan kesadaran masyarakat agar siap dalam menghadapi bencana. Salah satunya, dengan membentuk relawan-relawan kebencanaan di setiap lingkup terkecil masyarakat.

Hal ini terungkap dalam seminar nasional bertemakan Peran Relawan Dalam Membangun Jabar Resilience Culture Province, di Bandung, Rabu (23/3).

Acara ini menghadirkan sejumlah pemateri seperti dari BNPB, relawan kebencanaan, hingga akademisi.

Kepala Divisi Media, Data, dan Pelayanan Informasi Jabar Quick Response, Aditya Sanggaputra, menjelaskan, pihaknya berharap semua daerah di Jawa Barat memiliki relawan kebencanaan, yang memahami situasi dan keterampilan dalam mitigasi bencana. “Yang memiliki skill dasar dalam tanggap kebencanaan,” katanya.

Kebutuhan ini tidak terlepas dari situasi di wilayahnya, yakni hampir semua daerah di Jawa Barat memiliki potensi bencana. Oleh karena itu, menurutnya setiap kawasan harus tersedia relawan tersebut.

“Bagaimana agar tercipta smart cluster. Ini juga seiring dengan amanat Pak Gubernur, karena Jabar sudah punya cetak biru terkait kebencanaan,” katanya.

Baca Juga  Jelang Idulfitri 1444 Hijriah, Stok Bahan Pokok di Kota Bandung Aman

Dia menyebut, smart cluster ini diharapkan hadir, setidaknya di setiap desa di Jawa Barat. Para relawan itu diharapkan memiliki berbagai keahlian dan pemahaman terkait kebencanaan seperti manajemen posko.

“Para relawan dilatih bagaimana caranya mengelola posko dengan SDM yang ada,” katanya. Selain itu, terdapat manajemen data dan relasi sehingga diharapkan relawan dapat memberikan data, informasi, sekaligus teknik penyajiannya.

“Kami juga terus berupaya memberikan materi fungsi kehumasan, bagaimana caranya mengelola dokumentasi, pengarsipan data, membicarakan etika. Misalnya, menginformasikan bagaimana tentang foto bencana yang tidak boleh dipublikasikan,” katanya.

Dengan adanya smart cluster ini, diharapkan tercipta unit reaksi cepat di lingkup terkecil, sehingga pola respons kebencanaan menjadi lebih cepat. “Intinya desentralisasi respons, selama ini mungkin respons itu dari masyarakatnya justru tidak mengetahui. Dengan ini mudah-mudahan masyarakat semakin tahu dan teredukasi,” ujarnya.

Sekretaris BNPB, Lilik Kurniawan, menjelaskan, penanganan kebencanaan memerlukan peran serta dari masyarakat. “Tidak bisa jika hanya mengandalkan pemerintah saja,” katanya.

Baca Juga  Legislator Tina Wiryawati Tebar Benih Ikan di 80 Lokasi Dapil Jabar XIII

Oleh karena itu, dia menilai relawan memiliki peranan dominan dalam mitigasi bencana. “Relawan itu banyak sekali peran-perannya. Bukan saat situasi darurat saja,” katanya.

Dia pun berharap setiap masyarakat memiliki pengetahuan dan informasi yang baik tentang kebencanaan.

“Masyarakat harus mengetahui, memiliki kesadaran, dan melakukan rencana-rencana untuk diri sendiri maupun keluarga jika terjadi bencana,” ujarnya.

Bahkan, dia menyebut warga harus aktif dan rutin dalam pelatihan kebencanaan. “Harus ada pelatihan, simulasi kebencanaan, setidaknya setahun sekali,” ujarnya. (*)