banner 970x250

Targetkan Zero Stunting di 2023, Jabar Gandeng PKK, Posyandu, Bidan Desa dan Kader KB

Kota Bandung, Brilianews.com – Untuk mencapai target zero stunting pada tahun 2023, Jawa Barat menggandeng PKK, kader KB, bidan desa dan posyandu.

Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan, Jawa Barat saat ini memiliki 1,4 juta kader PKK untuk mendampingi keluarga dalam upaya menurunkan angka stunting atau tengkes melalui pola asuh, pola makan dan sanitasi.

“Ada tiga hal yang kita dorong untuk menurunkan angka stunting di Jabar, yakni pola asuh, pola makan dan sanitasi. Semua program ini ada di PKK yang kadernya sebanyak 1,4 juta orang,” ujar Atalia Praratya pada sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting (RAN PASTI) Jawa Barat di kota Bandung, Jumat (11/3/2022).

Atalia menuturkan PKK Jabar bersama BKKBN dan bidan desa juga telah membentuk Tim Pendamping Keluarga.

Tim yang anggotanya mencapai 37 ribu orang ini, diharapkan mampu menjangkau sasaran keluarga lebih dekat.

Tim ini berasal dari kader PKK, kader KB dan bidan desa.

Baca Juga  Pemanggilan Menpora oleh Kejagung, Presiden : Hormati Proses Hukum

Atalia yang juga Wakil ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Jabar, juga menggandeng 52 ribu posyandu yang akan menjadi garda terdepan dalam upaya penurunan stunting.

Salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah menambah meja pelayanan posyandu, dari lima menjadi enam layanan. Layanan keenam dikhususkan untuk menangani permasalahan spesifik, termasuk stunting.

“Kami juga punya jejaring dengan 52 ribu posyandu,
dimana salah satu gebrakannya adalah penambahan meja di posyandu yang khusus menangani permasalahan stunting,” tutur Atalia.

Sementara itu Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat Wahidin mengungkapkan, dalam tiga tahun terahir angka prevalensi stunting di Jabar menunjukkan penurunan cukup
signifikan.

Pada tahun 2018 angka stunting di Jabar mencapai 31,5 persen, turun menjadi 24,5 persen di tahun 2021.

Namun angka prevalensi ini terbilang cukup tinggi, mengingat jumlah penduduk Jabar merupakan yang terbesar se-Indonesia.

“Meskipun Jabar secara persentase bukan yang tertinggi, tetapi karena penduduknya terpadat se-Indonesia maka angkanya cukup tinggi,” ujar Wahidin.

Disparitas antarkabupaten/kota lanjut Wahidin juga masih lebar. Wahidin menyebut ada dua daerah di Jabar yang angka prevalensi stunting sudah di bawah 14 persen, tetapi ada juga empat daerah yang angkanya mencapai 30 persen.

Baca Juga  Biofarma & MIT Hacking Medicine Hadirkan Solusi Layanan Kesehatan

“Disparitas antar kabupaten/kota masih cukup lebar, artinya di satu sisi sudah baik namun ada juga yang masing cukup tinggi,” ujarnya.

Untuk itu, menurut Wahidin sosialisasi terkait Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting (RAN Pasti) di Jabar, perlu dilakukan secara masif, agar para kepala daerah dan jajarannya berkimitmen dalam upaya penurunan stunting.

Sosialisasi RAN Pasti yang dihadiri 27 kepala daerah se-Jabar, dibuka oleh Wakil Gubernur Jabar yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Jabar Uu Ruzhanul Ulum. (Afr)