banner 970x250

Belum Ditemukan Kasus Hepatitis Akut di Jawa Barat

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat (Jabar) R Nina Susana Dewi mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan adanya kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute hepatitis of unknown aetiology) pada abak di wilayah Jawa Barat.

“Sampai saat ini belum ada kasus yang terlaporkan di Jabar,” kata Nina yang disampaikan melalui Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, Rabu (4/5/2022).

Sejak Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kasus tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), pada periode Januari – Maret sudah tercatat 179 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya.

Penyakit tersebut menyerang anak-anak usia 1 bulan- 16 tahun di sejumlah negara yakni Skotlandia Tengah (10), Inggris (114), Spanyol (13), Israel (12), Amerika Serikat (9), Denmark (6), Irlandia (<5), Belanda (4), Italia (4), Norwegia (2), Perancis (2), Romania (1) dan Belgia (1).

Baca Juga  Command Center Satgas Citarum Raih Penghargaan Bhumandala

Tujuh belas anak di antaranya (10%) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal. Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom
jaundice akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.

Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui.

Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan surat edaran terkait penemuan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology).

SE bernomor HK.02.02/C/2521/2022 dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait kewaspadaan dini penemuan kasus hepatitis tersebut.

Baca Juga  Atalia Praratya Dorong Dekranasda Pasarkan Produk Jawa Barat

Nina mengatakan Dinas Kesehatan Jabar sudah menyampaikan SE tersebut ke dinas kesehatan tingkat kabupaten/kota dan rumah sakit se-Jabar.

Selain itu, pihaknya juga meminta agar dilakukan pemantauan dan koordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) setempat untuk mencegah penyebaran penyakit di wilayah Jabar.

“Jadi agar dilakukan pemantauan dan koordinasi termasuk dengan Kantor KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan), ” pungkas Nina. (Afr/ Adi)