banner 970x250

Jelang Hari Raya Idul Adha, Jabar Perketat Lalulintas Hewan Ternak

Kota Bandung, Brilianews.com – Setelah 32 tahun bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), sejumlah hewan ternak di Jawa Barat kembali terpapar penyakit yang disebabkan oleh virus Aphtaee epizootecae.

Saat ini tercatat 2.816 ekor ternak yang terpapar PMK, terdiri atas sapi potong, domba dan kambing tersebar di 20 kabupaten/ kota se Jawa Barat.

“Per 26 Mei pkl 14, yang tertular 2.816 ekor sapi potong, domba dan kambing, 193 ekor diantaranya sembuh, 33 ekor mati dan 69 ekor yang dipotong bersyarat, ” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Prov Jabar Mohamad Arifin Soedjayana pada acara Japri di gedung Sate kota Bandung, Jum’at (27/5/2022).

Menurut Arifin, dari awal ditemukannya PMK di Garut, pihaknya sudah membentuk tim reaksi cepat di lingkup internal dan melakukan koordinasi dengan kabupaten/ kota serta membuat surat edaran Gubernur untuk Bupati dan Wali Kota terkait penanganan PMK.

“Namun yang paling sulit kita lakukan adalah bagaimana pengetatan lalu lintas, karena penularan yang paling cepat adalah dari ternaknya. Tapi manusia dan kendaraan pengangkut ternak, juga bisa menjadi media penularan. Dan yang paling cepat adalah udara. Airborne ini jaraknya bisa ratusan kilometer, “ujarnya.

Arifin menyatakan jelang hari raya Idul Adha, semakin banyak bermunculan pedagang musiman ternak kurban. Sekarang ini masanya mereka memasukkan hewan kurban.

Baca Juga  Antisipasi Tahun Politik, Unit Saber Hoaks Akan Dibentuk di 27 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat

Kendaraan pembawa hewan ternak dijaga di checkpoint dan pintu-pintu masuk, tetapi mereka mencari akal dengan mengambil jalur-jalur alternatif dan beroperasi pada dini hari.

Untuk kendaraan ternak dari luar provinsi Jawa Barat hanya satu pintu, masuk dari Tanjung Priok, jadi aman, karena ada balai karantina di sana.

Namun kendaraan pembawa ternak dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, melalui jalan darat dan sekarang ada tol.

“Kita sudah koordinasi dengan Polda dan teman-teman di Cirebon dengan polsek, kita akan lakukan mobile checkpoint di jalan tol di pintu masuknya atau di pintu masuk Jawa Barat, untuk mencegah ternak yang terpapar PMK masuk ke Jawa Barat, ” tandasnya.

Arifin berharap, dengan berbagai upaya tersebut hewan ternak yang masuk dan dipasarkan di Jawa Barat, dipadtikan dalam kondisi sehat termasuk hewan kurban.

Saat ini kebutuhan Jawa Barat akan hewan kurban sebanyak 70.000 ekor. Ia optimis pada H-14 hari raya Idul Adha, kebutuhan sebanyak itu dapat terpenuhi.

“Saat ini ada 30 ribuan ekor sapi dalam perjalanan dari NTT, NTB dan Bali. Karena masuknya melalui Tanjung Priok, kita yakini aman karena di pelabuhan itu ada Balai Karantina, ” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, anggota Divisi Pertanian dan Ketahanan Pangan (PKP) Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Prov Jabar Rochadi Tawaf
mengingatkan, meski tingkat kesembuhan ternak dari PMK cukup tinggi, namun hewan ternak harus dijaga agar tidak terjangkit penyakit tersebut.

Baca Juga  Penyumbang PDRB Terbesar, Ridwan Kamil Puji Kabupaten Bekasi di Hari Jadi ke - 73

Bila tidak dijaga maka ternak yang terjangkit PMK dan sembuh, produktifitasnya akan menurun.

“Yang saya sangat khawatirkan adalah sapi perah. Kenapa? Karena sapi perah itu dipelihara panjang. Takala dia sembuh, produktifitasnya bisa turun 25%. Padahal, Jabar sedang berupaya meningkatkan produksi susu dan kembali menjadi juara dalam produksi susu nasional, ” tuturnya.

Ciri-ciri hewan ternak yang terjangkit PMK, antara lain ada lepuh di daerah mulut, kaki dan diantara kuku dan kulit.

Kepala Balai Veteriner Subang Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian drh. Sodirun menyatakan, pada sapi betina terutama sapi perah ada lepuh di daerah ambing.
Namun, penyakit ini hanya dapat didiagnosa dengan PCR.

“Penyakit mulut dan kaki pada ternak tidak menular ke manusia.
Penularannya hanya ke ternak berkuku belah seperti sapi, kambing, domba, kerbau dan sapi perah, ” pungkasnya.
(Afr/ Adi)