banner 970x250

Triwulan I/ 2022, Ekonomi Jabar Tumbuh Diatas Nasional

Bandung, Brilianews.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan I tahun 2022, mengalami peningkatan cukup tinggi dibanding periode yang sama tahun 2021, bahkan lebih besar dibanding pertumbuhan ekonomi nasional.

Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat Indarto Budiwitono mengungkapkan
pada triwulan I/2022 ekonomi Jawa Barat tumbuh 5,61%, lebih tinggi dari ekonomi nasional yang tumbuh 5,01% (yoy). Bahkan meningkat tajam bila dibandingkan dengan triwulan I/ 2021, yang tumbuh minus 0,80% (yoy).

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat ditengah pandemi Covid-19, didorong oleh stabilitas sektor jasa keuangan yang tetap terjaga dan bertumbuh.

Hal itu seiring dengan peningkatan fungsi intermediasi di sektor perbankan, non bank dan pasar modal serta menguatnya pasar domestik.

“Stabilitas sistem keuangan Jawa Barat berada dalam kondisi terjaga, sehingga mendorong pertumbuhan perekonomian meskipun terdapat peningkatan tensi geopolitik di Eropa dan normalisasi kebijakan moneter global, ” kata Indarto di Bandung, Rabu (11/5/2022).

Baca Juga  Dekranasda Kota Bandung Bakal Jalin Kerjasama dengan Korea Selatan

Indarto menyatakan dukungan perbankan dalam pemulihan ekonomi nasional terus membaik.

Hal itu tercermin dari penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit yang terus meningkat.

Pada Maret 2022, kata Indarto penghimpunan DPK masyarakat oleh Perbankan Jawa Barat, bertumbuh 7,96% yoy.

“Seiring pertumbuhan DPK, penyaluran kredit/pembiayaan juga tumbuh positif sebesar 5,73% yoy, ” tuturnya.

Menyinggung risiko kredit perbankan di Jawa Barat, dikatakannya masih berada pada level yang manageable dan membaik.

Hal itu tercermin dari indikator NPL gross pada Maret 2022 sebesar 3,64%, lebih rendah dibanding Maret 2021 yang tercatat 4,16%.

Sementara dari penetrasi pasar modal, jumlah Single Investor Identification (SID) tercatat bertumbuh 95,7% yoy menjadi 1,82 juta atau 21,9% dari total SID Nasional.

Secara nasional, jumlah SID Jawa Barat menempati posisi pertama diikuti DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Adapun transaksi saham sampai Maret 2022 mencapai Rp120,9 triliun atau sekitar 10,20% dari transaksi Nasional.

Baca Juga  DBMPR Jabar Ingatkan Pengendara Waspadai Cuaca Ekstrim Saat Mudik Lebaran

Terkait perusahaan pembiayaan, dijelaskan Indarto
masih dibayangi oleh melambatnya pertumbuhan pembiayaan sebesar -2,49%.

Hal itu disebabkan oleh masih selektifnya perusahaan pembiayaan dalam menyalurkan kredit, khususnya untuk kendaraan bermotor.

Namun demikian, profil risiko cenderung membaik dengan rasio NPF yang menurun menjadi 3,30% pada Maret 2022 dari sebelumnya 3,87% (Maret 2021).

“OJK secara konsisten terus melakukan asesmen terhadap perekonomian dan sektor jasa keuangan bersama Pemerintah dan otoritas terkait lainnya serta stakeholders, dalam menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah momentum pemulihan ekonomi nasional dan khususnya di Jawa Barat, ” pungkas Indarto. (Adi/ Afr)