banner 970x250

Honesti Basyir : Vaksin BUMN Dipergunakan Untuk Booster dan Anak.

Bandung, Brilianews.com – Induk Holding BUMN Farmasi, Bio Farma, segera melaksanakan Uji Klinis Fase 3 Vaksin BUMN untuk pencegahan Covid-19.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, uji klinis fase 3 ini merupakan milestone utama bagi Industri Kesehatan di Indonesia, ditandai dengan kick off uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 BUMN, yang proses produksi hulu hingga ke hilir nya dilakukan di Indonesia.

“Vaksin BUMN merupakan salah satu karya anak bangsa, karena mulai dari pengembangan working seed vaksin / bibit vaksin, dilaksanakan di Indonesia dan dilakukan oleh ahli – ahli yang berasal dari Indonesia, ” ujar Honesti.

Bila uji klinis fase 3 ini berjalan lancar kata Honesti, Bio Farma akan mengajukan Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization / EUA) kepada Badan POM paling lambat pada akhir Juli 2022. Setelah itu didaftarkan untuk Emergency Use Listing / EUL) ke Badan Kesehatan Dunia, untuk keperluan Ekspor Vaksin Covid-19.

Menurut Honesti Basyir pihaknya telah menyiapkan kapasitas produksi 120 juta dosis per tahun.

“Sekarang kita masuk ke tahap tiga. Target kita Juli ini insyaallah, kalau semua berjalan lancar, Emergency Use Authorization (EUA) keluar, kita akan produksi. Dan kita sudah menyiapkan kapasitas produksi yang cukup besar, dimana untuk vaksin BUMN ini kami telah menyiapkan kapasitas 120 juta dosis per tahun. Tentunya nanti akan berproduksi sesuai dengan kebutuhan,” ucap Honesti dalam jumpa pers secara virtual usai kick off uji klinis fase III Vaksin Covid-19 BUMN di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (9/6/2022).

Honesti menerangkan, vaksin ini awalnya diperuntukan sebagai vaksin primer, namun kemungkinan besar akan di pergunakan sebagai vaksin booster dan vaksin untuk anak.

Baca Juga  Uu Ruzhanul Ajak Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Sukseskan PPKM Darurat

“Kita melakukan uji klinisnya untuk yang primernya dulu ya, satu dua. Tapi karena ini jumlah vaksinasinya tidak cukup besar, kemungkinan besar nanti prioritasnya untuk booster, dan kemudian juga untuk anak. Kita memang masih kekurangan supply vaksin untuk anak, karena memang belum banyak vaksin yang mendapatkan lisensi untuk anak,” ucapnya.

Peneliti Utama Sentral Semarang dr. Yetty Movieta Nency, Sp.A(K) menjelaskan, ada 4.050 subjek pada fase ketiga yang akan diberikan Vaksin Covid-19 BUMN.

“Uji fase ke tiga akan diberikan kepada 4.050 subjek dengan batasan usia 18-70 tahun,” jelas Yetty.

Kepala Badan POM RI Dr. Ir. Penny K. Lukito berharap, pembuatan vaksin ini menjadi manfaat, terutama terhadap kemandirian kesehatan bangsa Indonesia.

“Mudah-mudahan bisa segera kita berikan ijin dan mendapatkan hasil yang baik. Kemudian diproduksi komersil dan menjadi vaksin yang aman, bermutu, efektif berkhasiat dan juga berdaya saing tentunya,” tutur Penny.

Pada kesempatan yang sama Menteri BUMN H. Erick Thohir menyatakan pentingnya membangun kedaulatan kesehatan.

Kedepan Indonesia tidak hanya menjadi penerima, namun juga harus menjadi kontributor dalam penemuan kesehatan.

“Pandemi ini benar-benar mengajarkan kita akan pentingnya membangun yang namanya kedaulatan kesehatan daripada masyarakat dan tentu sebagai bangsa kita sendiri. Kita juga tidak bisa diposisikan seperti kedepannya dimana kita menjadi hanya fakir untuk penemuan daripada sains ataupun industri kesehatan secara menyeluruh,” ujar Erick.

Erick menambahkan, Kementerian BUMN juga melakukan transformasi, di mana kita terus mendorong supaya tidak terus bergantung dengan negara-negara lain.

Baca Juga  Gubernur Ridwan Kamil Dampingi Presiden Meninjau Vaksinasi Massal di Stasiun dan Stadion Bola Bogor

“Apakah dalam konteks bahan baku obat, apakah dalam konteks daripada bagaimana kitak mendorong pada kesehatan masyarakat secara menyeluruh, baik dalam menjaga supaya masyarakat kita juga percaya kepada kesehatan yang dibangun di dalam negeri, ataupun terobosan-terobosan seperti hari ini, bagaimana kita mempunyai vaksin sendiri, tidak terus mengimpor vaksin,” tutur Erick.

Hal senada disampaikan Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono.

Ia mengingatkan masalah kesehatan bangsa Indonesia bukan hanya ekslusif tanggung jawab Kementrian Kesehatan, namun juga tanggung jawab masyarakat dan kementrian lain.

“Masalah ketahanan kesehatan dan masalah kesehatan secara keseluruhan itu, bukan tanggung jawab secara ekslusif dari kementerian kesehatan. Dan hari ini terbukti tanggung jawab tersebut adalah tanggung jawab seluruh masyarakat dan kementerian lain,” ujar Dante.

Dante menambahkan, belajar dari pandemi Covid-19, seluruh elemen masyarakat dan lembaga negara perlu bersatu untuk membentuk sistem kesehatan.

“Pandemi ini mengajarkan bahwa kesatuan kita untuk membangun sistem kesehatan itu bisa dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat, oleh seluruh lembaga negara, sehingga kita bisa bersatu mewujudkan Indonesia lebih sehat di masa yang akan datang,” tutupnya. (Adi/ Afr)