Kota Bandung, Brilianews.com –
Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., MA terpilih sebagai Ketua Umum PB Ikatan Sarjana Pendidikan Indonedia (ISPI) periode 2022-2027 menggantikan Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd.
Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., MA yang kini menjabat Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), menyisihkan kandidat lainnya yakni Prof. Dr. H. Aris Munandar, M.Pd dari Universitas Negeri Makasar, Prof. Dr. H. Ganefri, M.Pd., Ph.D dari Universitas Negeri Padang, Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd, M.Pd dari Universitas Negeri Surabaya, Prof. Dr. M. Solehuddin., M.Pd., MA dari Universitas Pendidikan Indonesia serta Prof. Dr. Sofia Hartati, M.Si dari Universitas Negeri Jakarta.
Pemilihan dilakukan secara musyawarah dengan mengutamakan obyektifitas dan etika, serta mencerminkan karakter sarjana pendidikan.
Prof. Dr. M. Solehuddin menyatakan dirinya tidak berani mencalonkan diri sebagai ketua umum ISPI karena tanggung jawabnya sangat besar tetapi kalau diminta tidak boleh ditolak.
“Prinsipnya menjadi ketua umum ISPI itu berat, memiliki tanggungjawab besar, karena pendidikan menjadi hajat besar bagi bangsa Indonesia, ” ujarnya kepada wartawan, Rabu (15/6/2022).
Ia berharap dibawah kepemimpinannya para sarjana anggota ISPI dapat mendedikasikan dirinya bagi bangsa dan negara.
“Semoga kami pengurus ISPI Periode 2022-2027, dapat memberikan kontribusi bagi lembaga pendidikan di Indonesia, ” tuturnya.
Pemilihan pengurus ISPI periode 2022-2027 merupakan rangkaian dari kegiatan musyawarah nasional ISPI tahun 2022, yang berlangsung tiga hari di Bandung.
Munas menghasilkan rekomendasi antara lain dalam melakukan perubahan-perubahan, pendidikan tidak boleh kehilangan roh utamanya, yakni menjaga education values melalui proses-proses belajar yang berlangsung secara recursive.
Praktik pendidikan tidak boleh mereduksi education values menjadi training values, kecakapan yang tidak langsung bisa dipakai tidak diajarkan.
Kemudian bahwa pendidikan nasional bertanggungjawab menyelenggarakan pendidikan kebudayaan. Pendidikan berbasis etnografis perlu dikembangkan dalam upaya memajukan dan membangun “kekuatan kolektif kebudayaan nasional” untuk diwarisi generasi penerus, serta menjamin keberlanjutan bahasa daerah sebagai nilai budaya masyarakat dalam memperkuat kebudayaan nasional untuk mendukung pencapaian tujuan utuh pendidikan nasional. (Adi/ Afr)