banner 970x250

Kota Depok dan Bandung, Paling Banyak Kasus DBD di Jabar

Kota Bandung, BriliaNews.com – Pemda Provinsi Jawa Barat mengutamakan tiga langkah terpadu
dalam mengantisipasi penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD),
yakni pemahaman pada masyarakat (sosialisasi), pemberian bantuan obat-obatan dan pengawasan,

Hal itu dikatakan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum dalam sosialisasi “Wujudkan Indonesia Bebas dari DBD” di Kota Bandung, Senin (22/8/2022).

“Untuk mengantisipasi berbagai penyakit, termasuk di dalamnya ada DBD, memberikan pemahaman dahulu kepada masyarakat. Setelah memberikan pemahaman, kemudian memberikan bantuan obat dan pengawasan,” kata Uu Ruzhanul.

Wagub Uu menuturkan, ketiga langkah tersebut penting karena saling mendukung satu sama lainnya.

Menurut dia, pemberian bantuan obat-obatan tidak dapat efektif tanpa adanya sosialisasi atau pemahaman terlebih dahulu. Pun demikian dengan pemahaman dan obat-obatan tak dapat berjalan optimal tanpa adanya pengawasan.

Baca Juga  BEI Jabar: 1,2 Juta Investor Saham Didominasi Usia 20-40 Tahun

“Kalau hanya diberikan obat tanpa diberikan pemahaman, kadang-kadang tidak akan bisa efektif. Kemudian kalau hanya diberikan pemahaman tanpa ada obat dan pengawasan, siapa tau obatnya tidak dimakan,” tuturnya.

“Jadi tiga langkah dalam mengantisipasi DBD, termasuk dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat oleh Pemprov Jabar, mudah-mudahan berhasil dan sukses. Jabar masyarakatnya sehat semua,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua TP PKK Provinsi Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil mengemukakan bahwa dalam satu tahun terakhir, tercatat ada sekitar 21.000 kasus DBD yang dilaporkan, dengan jumlah terbanyak ada di Kota Bandung dan Kota Depok. Untuk itu, ia meminta seluruh elemen masyarakat, khususnya kader PKK, kembali digerakan.

“Dasawisma itu adalah paling dekat dengan keluarga, ada 10 keluarga yang akan didampingi oleh Tim PKK Dasawisma ini,” ucap Atalia.

Baca Juga  Chingu Cafe, Tempat Nongkrong Para KPopers

Selain itu, Atalia juga ingin menggalakkan kembali program Juru Pemantau Jentik (Jumantik), mulai dari lingkungan rumah masyarakat dan juga lingkungan sekolah-sekolah dasar.

“Penting sekali kader Jumantik digeliatkan kembali, bahkan SD-SD akan dimulai lagi gerakan jumantiknya, sehingga akan mampu untuk membantu wilayah sekitar minimal di lingkungan sekolah terhindar dari masalah DBD ini,” ucapnya. (Afr/Adi)