banner 970x250

YAICI dan IBI Jabar Edukasi Bidan Tentang Literasi Gizi dan Susu Anak

Kota Bandung, Brilianews.com – Meski dalam dua tahun terahir persepsi masyarakat tentang kental manis bukan susu mengalami penurunan, namun di sejumlah daerah di Jawa Barat masih banyak anak bawah lima tahun (balita) rutin diberi kental manis sebagai susu.

Padahal, kental manis yang dijual di toko atau warung baik dalam kemasan kaleng maupun sachet, adalah sirup beraroma susu dengan kadar gula tinggi.

Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Arif Hidayat mengungkapkan
54,9% kejadian stunting pada balita di wilayah Jabar, salah satunya disebabkan oleh kebiasaan mengkonsumsi kental manis disamping karena gizi buruk akibat faktor ekonomi.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita, akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

“Perlu merubah persepsi masyarakat untuk tidak lagi memberi minuman tidak sehat (kental manis) sebagai susu pada balita, agar anak tumbuh sehat,” kata Arif Hidayat di Bandung, Rabu (10/8/2022).

Baca Juga  Jabar Tawarkan Peluang Investasi Kepada Ratusan Investor Jepang dan Korea Selatan

Mengutip hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, Arif mengungkapkan prevalensi stunting di Indonesia berada diangka 24,4 %, jauh diatas angka prevalensi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang ditargetkan 14%.

Guna mendukung pencapaian target penurunan stunting tersebut, YAICI menggandeng Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jabar dalam meningkatkan literasi gizi bidan, sehingga tenaga kesehatan tersebut terus mengedukasi masyarakat untuk mengonsumsi makanan bergizi.

Arif menyatakan pihaknya memilih kerjasama dengan IBI, karena bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran penting dan dekat dengan masyarakat, baik sebagai pendamping persalinan maupun dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk ibu dan anak.

“Bidan berperan penting dalam mencegah gizi buruk dan stunting, sehingga kemampuan bidan terkait dengan literasi gizi dan kesehatan keluarga harus senantiasa ditingkatkan,” imbuhnya.

Lebih lanjut Arif berharap bidan juga menginisiasi ibu hamil untuk menyusui sejak dini, pemberian ASI hingga mulai dikenalkan dengan makanan lain pengganti ASI.

Baca Juga  Presiden Jokowi Lantik Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe sebagai Kepala dan Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara

“Jangan biarkan masyarakat menambahkan kental manis dalam menu makanan pengganti ASI atau memberikan kental manis sebagai minuman susu untuk balita,” tandasnya.

Hal senada disampaikan Wakil ketua I IBI provinsi Jawa Barat Nina Farida.

Nina menuturkan, IBI selalu mengedukasi madyarakat dari mulai kehamilan dan memberikan informasi bahwa ASI itu sangat penting.

“Kita selalu promosikan ASI Eksklusif, tidak ada kental manis atau produk susu lain. Berikan ASI eksklusif,” tegasnya.

Ia mengingatkan, anak balita yang mengkonsumsi kental manis secara rutin sebagai susu dan mengalami gizi buruk, indikasi ke arah stunting cukup kuat. (Afr)