Kota Bandung, Brilianews.com – Fraksi PKS DPRD provinsi Jawa Barat (Jabar) “Mengutuk Keras” peristiwa bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar Bandung pada Rabu, 7 Desember 2022 pukul 8.20.
Peristiwa yang terjadi saat anggota polisi sedang apel pagi itu, menewaskan 1 orang anggota polisi dan 9 orang mengalami luka-luka.
“Ini adalah terorisme yang biadab, merendahkan harkat dan martabat kemanusiaan. Kami turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya untuk anggota Polri yang gugur,” kata Ketua Fraksi PKS DPRD Dr. H. Haru Suandharu dalam keterangan resminya, Kamis (7/12/2022).
Ia berharap Kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dapat menuntaskan secara tepat dan objektif kasus ini sesuai jargon Polisi Presisi.
Pihaknya tandas Haru mendorong Kepolisian dan BNPT meningkatkan upaya pencegahan terorisme, dengan memperkecil ruang gerak Jaringan Terorisme yang terdeteksi di Bandung dan Jawa Barat.
“Kami yakin aparat memiliki instrumen dan alatnya. Apalagi menjelang akhir tahun libur Natal dan Tahun Baru. Kita harus menciptakan rasa aman, nyaman dan damai, agar perayaan Natal saudara-saudara kita Ummat Kristiani dapat dilakukan dengan tenang, dan semua warga dapat menikmati liburan ahir tahun dengan nyaman,” ucap Haru.
Dituturkannya, masyarakat Jawa Barat tidak menyukai apalagi mendukung terorisme, karena tidak sejalan dengan prinsip orang Sunda yang someah dan prinsip religiusitas agama yang inklusif dan tidak boleh main hakim sendiri apalagi bunuh diri. Terorisme bukanlah jalan ke syurga, tapi jalan ke neraka.
Untuk itu, Polri dan BNPT harus bekerjasama dengan Pemerintah Daerah, tokoh agama dan masyarakat serta institusi pendidikan dan akademisi, komunitas termasuk partai politik, dalam mengedukasi warga dalam pencegahan terorisme dan mempersempit ruang gerak kelompok teroris.
PKS tegas Haru siap berkontribusi dalam upaya pencegahan tersebut, sebagai misi Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa disertai dengan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
“Bahwa kita beragama harus disertai dengan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga menjadi saling menyayangi bukan menggebuki apalagi membunuhi,” pungkasnya. (Ida)
