banner 970x250

Ridwan Kamil Umumkan Dimulainya Masterplan Sistem Transportasi Massa Bandung Raya

Kota Bandung, BriliaNews.com – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengumumkan, masterplan sistem transportasi massa Bandung Raya sudah dimulai secara aktif.

Hal ini merupakan solusi dari semakin padatnya jalan raya di Cekungan Bandung atau Bandung Raya, yang meliputi kota dan kabupaten Bandung, kota Cimahi, kabupaten Bandung Barat dan sebagian kecamatan di kabupaten Sumedang Jawa Barat.

“Mayoritas atau hampir 84 persen penduduk pada cekungan Bandung ini, menggunakan transportasi pribadi,” kata Ridwan Kamil usai kickoff Angkutan Massal Bandung Raya Go Green di Terminal Leuwi Panjang kota Bandung, Sabtu (24/12/2022).

Ridwan Kamil mengingatkan bila hal ini terus dibiarkan, maka dalam hitungan 20-30 tahun kedepan saat keluar rumah semua sudah kena macet.

“Salah satu solusinya mengubah gaya hidup ke transportasi publik,” tuturnya.

Walau begitu, ia menjelaskan ada tantangan dalam penerapan penggunaan transaportasi massal. Tantangan utamanya adalah bentuk jalan di Cekungan Bandung yang tidak rata.

“Di Bandung, berbeda dengan Jakarta atau Semarang, Surabaya yang tanahnya datar. Cekungan Bandung ini, sejak jaman kolonial, jalannya kecil, berkelok-kelok, dan berbukit-bukit, sehingga transportasi masal dihadapkan pada banyak tantangan,” tuturnya.

Ridwan Kamil menyampaikan beberapa gagasan dalam menghadapi medan cekungan Bandung yang bermacam-macam ini.

“Di daerah yang datar kita akan pakai Bus Rapid Transit (BRT) yang hari ini kita launching bis listriknya. Antar regional, ada Light Rail Transit (LRT) yang sudah disepakati rutenya. Antar bukit-bukit, mimpi dulu yang namanya cable car, itu akan dimulai dan dihidupkan lagi,” ujarnya.

Untuk mencari solusi atas permasalahan transportasi di berbagai medan ini, dikatakannya pada awal Januari tahun depan para kepala daerah se Bandung Raya akan berhimpun untuk menyepakati anggaran, komitmen, operasional, dll.

Baca Juga  Mendagri Perpanjang Jabatan Bey Machmudin Sebagai Penjabat Gubernur Jawa Barat

“Ini berbarengan dengan lahirnya dan mulai bekerjanya Badan Pengelola Cekungan Bandung. Perpresnya sudah turun, nanti di bulan depan sudah ada CEO atau kepalanya,” ucapnya.

Ridwan Kamil menyebut kehadiran bus elektrik ini, merupakan awal dari masterplan sistem transportasi masal Bandung Raya go green.

Bus yang diproduksi secara lokal oleh PT. INKA di Jawa Timur, berkapasitas 25 penumpang.

Ridwan Kamil menyadari dengan adanya bus elektrik akan menimbulkan kekhawatiran kepada para sopir angkot.

“Sopir angkot jangan khawatir. Nanti semua ekosistem angkot dikonversi ke bis, dan supir angkotnya bagian dari konsorsium transportasi publik. Waktu jadi supir angkot pendapatannya X, nanti dengan sistim ini pendapatannya tetap X. Hanya berubah dari nyetir angkot, jadi nyetir bis dan lain-lain,” ucapnya.

Selain itu para pengguna bus elektrik ini tidak perlu khawatir akan kehabisan baterai. Ada 140 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) tersebar di Jawa Barat, dan itupun akan terus ditambah dan disebar.

“Sudah ada 140an SPKLU se Jawa Barat. SPKLU ini juga jangan dibayangkan seperti pom bensin. Karena sifatnya gampang, nanti di garasi-garasi parkiran restoran/ hotel akan kita pasang. Saat kehabisan juga bisa menggunakan aplikasi untuk mencari dimana lokasi SPKLU nya,” sebutnya.

Gubernur yang disapa kang Emil ini berharap masyarakat turut mendukung konsep transportasi masal go green ini.

“Saya membutuhkan dukungan masyarakat, karena konsep transportasi masal sudah dimulai, butuh waktu panjang, dimulainnya di hari ini, dan bersabar, pelan-pelan suatu hari kita mengubah yang 84 persen kendaraan pribadi, menjadi 84 persen kendaraan publik,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT INKA Multi Solusi Service (IMSS) Junaidi menuturkan bus elektrik E-Inobus ini sudah beroperasi di Surabaya dan Bandung. Sebelumnya bus elektrik ini digunakan pada pertemuan G20 di Bali, yang berjalan sukses dan mendapat apresiasi dari Menteri BUMN dan Menteri Perhubungan.

Baca Juga  Wagub Uu Ruzhanul Ulum Tinjau Kali Cakung Penyebab Banjir

“Speknya berat GVWnya 8 ton sesuai dengan Perpres 55 Tahun 2019, dengan seat 19 penumpang duduk dan 1 driver, kemudian ada area wheelchair satu. Kecepatan maksimalnya 100km/jam,” ujar Junaidi.

Junaidi menambahkan, kemampuan menanjak bus ini pun sudah teruji.

“kemampuan maksimum untuk naik ke tanjakan 30 persen, sudah diuji di dekat Madiun di Sarangan, Tawangmangu dan melebihi spek, jadi kuat,” tuturnya.

Junaidi menambahkan, salah satu keunggulan bus listrik adalah, pada saat menurun bus pun akan mengisi baterainya.

Walau begitu, ada keterbatasan dalam kapasitas baterai yang bisa dimuat. Bus ini memiliki kapasitas baterai yang bisa menempuh 160 km dalam sekali pengisian.

“Sampai sekarang, baterai masih berat. Namun dengan menggunakan charger kapasitas 120 Kilowatt, dalam waktu 2-3 jam sudah penuh,” ujarnya.

Junaidi menjelaskan, walau bagian interior dan eksterior PT INKA bekerja sama dengan karoseri lokal, main component dan main assembly dikerjakan langsung oleh PT INKA. Secara umum bus ini bisa dikerjakan oleh INKA, mulai dari membuat mengerjakan, mengoperasikan juga memaintenance.

Oleh karena itu, ia mengatakan tidak perlu khawatir akan gangguan pada bus ini.

“Tim saya ready 24 jam, di sini, untuk menservis bus apabila ada gangguan,” tutupnya. (Adi)