banner 970x250

ASN BerAKHLAK Merupakan Core Value ASN dan PPPK

Bandung, BriliaNews.com – ASN berAKHLAK merupakan kebijakan nasional yang menjadi core value ASN, baik PNS maupun PPPK.

“Artinya seluruh pelayan publik di NKRI yang berjumlah 4,25 juta PNS plus PPPK, semua berpegang kepada core value tersebut, yaitu ASN berakhlak,” kata Kepala BPSDM Prov. Jabar, Dr. Hery Antasari pada acara Jabar Punya Informasi Vol. 124 bertema “ASN Jabar Juara” di Gedung Sate kota Bandung, Senin (29/5/2023).

ASN berAKHLAK adalah Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif, dimana didalamnya mencakup semua nilai-nilai yang harus dipegang oleh seorang ASN.

Hery mengingatkan kembali hal itu untuk mengingatkan para ASN, terutama bagi ASN lama.

“Fokus utama kita sebenarnya bukan kepada PNS ataupun PPPK baru, karena mereka mendapatkan materi ini di dalam proses pendidikan dasar (Latsar) PNS. Tetapi justru kepada ASN-ASN lama, yang sudah belasan hingga puluhan tahun, namun belum tahu ASN berAKHLAK,” ucapnya.

Hery menjelaskan ASN berAKHLAK mencakup tiga hal, yakni memiliki pengetahuan baik dari kelas, buku maupun regulasi, memiliki skill yang sesuai dengan bidang tugas pelayanan publiknya, dan yang paling penting attitude yang baik.

Baca Juga  Jalan Cikembar Sukabumi Sepanjang 3,4 Kilometer akan Diperbaiki

“Attitude ini yang akhir-akhir ini kita banyak menemukan irisan tragedi,” tutur Hery.

Ia menambahkan, banyak berita yang ada ASN yang sudah demikian panjang karirnya, kemudian dia terpeleset hanya karena posting salah, anaknya posting juga salah, dsb.

“Ini kan masalah attitude. Hal seperti ini yang ingin kita tekankan kepada para ASN, bahwa ini penting untuk kita ketahui,” tuturnya.

Sementara itu Kepala BKD Prov. Jabar, H. Sumasna menjelaskan, kompetensi yang dimiliki ASN, akan berpengaruh dalam mengisi kekosongan formasi.

“Dalam pengelolaan secara umum, kita menggunakan SIM Jawara, dimana seseorang diukur baik potensi maupun kinerjanya,” tutur Sumasna.

Sumasna menjelaskan, kalau seandainya suatu waktu ada formasi yang harus diisi, kita melihat kompetensi yang dibutuhkan untuk mengisi formasi itu seperti apa.

“Mungkin seseorang sudah senior tetapi formasi yang kosongnya tidak sesuai dengan kompetensinya. Maka dalam petanya tidak muncul yang bersangkutan sebagai suksesor yang potensial,” tutur Sumasna.

Baca Juga  Ada Pengecoran, Ruas Jalan Kadipaten Jatibarang Macet. Daddy : Perlu Alternatif

Sumasna menghimbau ASN untuk terus meningkatkan kualitas masing-masing, baik dengan diklat, pendidikan, dst, dan juga tetap meningkatkan kinerja. Tidak lupa ia menghimbau para ASN, untuk mencantumkan kompetensinya pada aplikasi SIM Jawara.

“Sehingga bila ada kekosongan terhadap tugas tertentu yang beririsan dengan kompetensinya, akan menjadi kandidat yang dipertimbangkan pimpinan untuk mengisi kekosongan tadi,” ucap Sumasna.

“Mudah-mudahan kita bisa konsisten, bahwa penempatan seseorang itu dilatar belakangi oleh kompentensi yang bersangkutan, plus administrasi lain yang terpenuhi dalam aplikasi yang kita siapkan dalam SIM Jawara ini,” tutupnya.

Pewarta : Adi
Editor : Afrida