banner 970x250

Imunisasi Rutin Lengkap Pada Anak Harus Diberikan Secara Merata Hingga Pelosok Daerah

Kota Bandung, BriliaNews.com – Imunisasi lengkap pada anak harus diberikan secara merata hingga ke level desa, RT, RW, dan Posyandu bahkan sampai ke pelosok daerah.

Tidak meratanya pemberian imunisasi rutin lengkap sampai level tersebut, dapat mengakibatkan timbulnya kantong-kantong yang berpotensi menjadi sumber kasus atau kejadian luar biasa (KLB) pada penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi.

“Jadi, jangan hanya memperhatikan tingginya cakupan, tapi pemberian imunisasi lengkap pada anak juga harus merata sampai pelosok daerah.

Hal itu disampaikan Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Prov. Jabar Barnas Adjidin, dalam sambutannya pada puncak Pekan Imunisasi Dunia tahun 2023 tingkat Jawa Barat di Bio Farma, Jalan Pasteur Kota Bandung, Sabtu (13/5/2023).

Berdasarkan data WHO tahun 2021, kata Barnas sekitar 25 juta anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap di tingkat global, meningkat 5,9 juta dari tahun 2019.

Sementara di Indonesia sejak tahun 2017 sampai 2021, lebih dari 1,5 juta anak yang belum diimunisasi lengkap.

Begitu pula di Jawa Barat pada periode 2020-2021 capaian imunisasi dasar lengkap belum mencapai target, bahkan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

Menurunnya capaian imunisasi dasar juga diiringi dengan meningkatnya kasus penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, bahkan masuk ke dalam kriteria kejadian luar biasa seperti KLB Campak, Difteri dan Polio.

Baca Juga  Lili Eliyah Diambil Sumpah Sebagai Anggota DPRD Jabar Sisa Masa Jabatan 2019-2024

Salah satu kasus yang ramai diberitakan berkaitan dengan KLB ialah muncul kembalinya penyakit polio di Indonesia, termasuk di Jabar yang dilaporkan pada 14 Maret 2023 lalu

“Pada 14 Maret 2023, telah diterima laporan lumpuh layu akut dengan hasil laboratorium terdeteksi polio tipe 2 di Kab. Purwakarta. Dengan adanya kasus ini ditetapkan adanya KLB di Jabar,” tuturnya.

Terkait dengan hal itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jawa Barat dr Rochady HS menyebut, Pekan Imunisasi Dunia ini untuk mengingatkan kembali bahwa imunisasi lengkap itu penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

“Jadi ada penyakit-penyakit yang memang bisa dicegah oleh imunisasi atau daya tahan tubuh kita. Kalau kita belum punya daya tahan tubuh terhadap penyakit tersebut, maka sakitnya akan parah, seperti pada kasus Covid-19,” tuturnya.

Walau begitu ia menyayangkan masih ada masyarakat yang menolak vaksinasi dan imunisasi.

“Di Jabar sendiri capaiannya sudah bagus, hanya saja ada kantong-kantong yang menolak vaksinasi. Dan itu daerahnya tersebar di kabupaten kota. Karena itu sebetulnya kalau mau bicara capaian itu bukan tinggi saja, tapi harus merata,” ujar Rochady.

Baca Juga  Jabar - Guangxi Zhuang Sepakat Perpanjang Sister Province

Menanggapi hal itu Direktur Operasi Bio Farma M Rahman Roestan menandaskan, masyarakat tidak perlu takut akan imunisasi dan vaksinasi, apalagi terkait keamanan dan kehalalan vaksin terutama buatan Bio Farma.

“Amanat UU No. 33 Tahun 2014 tentang jaminan produk halal pada vaksin, sudah diterapkan di Bio Farma,” ujar Rahman.

Ia menambahkan, di negara – negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang terdiri dari 57 negara, hanya 10 negara yang memiliki pabrik vaksin dan sudah memproduksi 14 vaksin, sedangkan yang telah diakui Badan Kesehatan Dunia (WHO) itu baru Indonesia. Oleh karena itu Indonesia menjadi centre of excelence organisasi kerjasama Islam.

Karena itu, kata dia masyarakat jangan takut membawa anak-anaknya untuk mendapat imunisasi, karena vaksin produksi Bio Farma dijamin halal.

“Vaksin yang diberikan kepada masyarakat sudah memenuhi persyaratan global, juga sudah memenuhi permintaan dari negara-negara OKI,” tutupnya.

Pewarta : Adi
Editor : Afrida