banner 970x250

DKPP Jabar Sebut Stok Pangan Jabar Aman

Kota Bandung, BriliaNews.com – Kondisi stok pangan di Jawa Barat tahun 2023, aman. Meski demikian tetap harus waspada terhadap El Nino, agar produksi yang telah disusun dalam prognosa tidak terdampak fenomena cuaca panas tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar, Moh Arifin Soedjayana, usai acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (14/6/2023).

Menurut Arifin, berdasarkan hasil prognosa pangan dari 11 bahan pokok, 7 bahan pokok diantaranya surplus sedang 4 bahan pokok lainnya defisit yakni kedelai, bawang merah, cabe rawit, dan minyak goreng.

“Namun setiap kita buat neracanya, setiap minggu atau setiap bulan, yang tadi defisit itu surplus, karena biasanya barang itu akan ada pada saat dibutuhkan,” ujarnya.

Khusus beras lanjut Arifin, prognosa ketersediaan beras sekitar 8 juta ton di tahun 2023, sedangkan kebutuhan selama Januari sampai Desember 2023 sekitar 6,4 juta ton.

“Jadi kita masih punya sekitar 1,7 juta ton beras,” tuturnya.

Selain itu kata Arifin Jabar juga memiliki cadangan pangan pemerintah daerah sekitar 1.400 ton untuk penanganan bencana alam dan operasi pasar.

“Manakala dibutuhkan untuk kab/ kota kita bisa gelontorkan,” tambahnya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Provinsi Jawa Barat Yanti Hidayatun Zakiyah mengatakan, diperlukan strategi untuk mempertahankan produksi padi di Jabar, terutama terkait isu El Nino di 2023 yang saat ini menurut BMKG sudah masuk namun masih lemah dan puncaknya di bulan Agustus hingga Desember.

Baca Juga  Pemdaprov Jabar Fasilitasi Turnamen Gateball Gubernur Jawa Barat Cup 2023

Hal itu dilakukan dengan menanam jenis-jenis padi yang tahan kekeringan, seperti varietas INPARI 32, 33, 39 IMPAGO 9, 12, Cakrabuana, Situ Bagendit, Situ Patenggang, dan Padjadjaran.

Selain itu kita juga memiliki sarana dan prasarana pengairan, seperti jaringan irigasi, pompanisasi, perpipaan, sebagai salah satu upaya teknologi untuk mempertahankan produksi padi.

“Kita berharap dengan adanya kerawanan ataupun kekeringan akibat El Nino ini tidak mengurangi produksi padi, sehingga bisa tetap memproduksi hampir 9,4 juta ton padi, seperti di tahun 2022, dari luas panen padi 1,662 juta hektar,” ujar Yanti.

“Tentunya agar dapat memproduksi padi ini dengan baik, harus ada ketersediaan air yang cukup,” tambahnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Dikky Achmad Sidik mengatakan kondisi ketersediaan air, khususnya pada bendungan-bendungan, mulai dari Saguling, Cirata dan Jatiluhur, posisinya di atas normal atau aman.

Pada bulan Mei lalu kata dia, Kementerian PUPR sudah akan melakukan kegiatan teknik modifikasi cuaca (TMC) untuk menambah tampungan menghadapi musim kemarau tahun ini.

Baca Juga  Bandara Kertajati Layani Penerbangan Tujuan Kuala Lumpur Mulai Mei 2023

“Namun melihat kondisi cuaca masih hujan, itu belum dilakukan. Jangan sampai TMC ini malah menimbulkan banjir,” tuturnya.

Walau begitu, Dikky mengingatkan kepada para petani untuk mengikuti rencana tata tanam yang sudah disepakati.

“Jangan sampai misalnya nanti di bulan Agustus harusnya sebagian menanam palawija, ini tetap menanam padi,” tuturnya.

“Tentu ini akan menimbulkan resiko kekurangan air. Oleh karena itu semua harus konsisten sesuai dengan rencana tata tanam,” tambahnya.

Dikky mengungkapkan, belum semua lumbung padi, terkover oleh adanya bendungan ini.

Menurutnya, masih ada dua daerah yang belum terkover yaitu yang bersumber dari anak sungai Citarum, yaitu Cibeet, Cijurey yang terletak di perbatasan Bekasi dan Kab. Bogor.

“Ke depan akan dibangun dua bendungan lagi,” pungkasnya.

Pewarta : Adi
Editor : Afrida