banner 970x250

Kepulauan Riau Jadi Pilot Project Komersialisasi Pesawat N219

Kota Bandung, BriliaNews.com – Pesawat N219 terbang ke Kepulauan Riau (Kepri) dalam rangkaian kegiatan N219 Market Survey Flight, Sabtu (17/6/2023).

Pesawat yang diterbangkan oleh Captain Djamhari sebagai Pilot In Command dan Firmansyah Cahya sebagai Copilot, lepas landas pukul 07.30 dari Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, menuju Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang kemudian ke Kepulauan Riau dan tiba di Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang, pada hari yang sama pukul 13.00.

Pada kesempatan ini, pesawat N219 melaksanakan lowpass yang disaksikan oleh Gubernur Provinsi Kepri, H. Ansar Ahmad, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN RI/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, Ketua DPRD Provinsi Kepri, Jumaga Nadeak dan calon operator yang akan mengoperasikan pesawat N219.

Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal mengatakan penerbangan ini
merupakan salah satu upaya PTDI dalam melakukan proses komersialisasi pesawat N219 di dalam negeri, guna mendukung peningkatan konektivitas wilayah serta mendorong percepatan pembangunan
daerah,” katanya di Tanjung Pinang Riau.

“Kepulauan Riau sebagai wilayah yang terdiri atas lebih dari 1,000 pulau, membutuhkan penguatan dalam konektivitas antar pulau khususnya melalui transportasi udara,” ujarnya.

Baca Juga  Kunker ke Amerika Serikat, Ridwan Kamil : Cari Peluang Investasi Energi Terbarukan untuk Listrik

Pesawat N219 kata Arif Faisal telah dipilih sebagai wahana transportasi udara, yang akan mendukung program transformasi ekonomi di Kepulauan Riau.

“Transformasi ekonomi Kepulauan Riau sangat cocok dijadikan sebagai pilot project komersialisasi pesawat N219,” ucapnya.

Saat ini pesawat N219 telah memperoleh kontrak pertamanya, sebanyak 11 (sebelas) unit dari PT Karya Logistik Indotama (PT KLI) yang telah ditandatangani pada 3 November 2022 lalu pada acara Indo Defence Expo 2022.

Pesawat N219 merupakan hasil kerja sama PTDI dengan Badan Riset & Inovasi Nasional (sebelumnya LAPAN), yang pada 16 Agustus 2017 telah melakukan uji terbang perdana dan pada 10 November 2017 diberi nama “Nurtanio” oleh Presiden RI, Joko Widodo.

Pesawat karya anak bangsa ini berhasil memperoleh Type Certificate (TC) pada 22 Desember 2020 yang diterbitkan oleh Direktorat Kelaikudaraan & Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan RI, dengan nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) sebesar 44,69%.

Pesawat N219 dikembangkan secara khusus untuk mendukung pembangunan konektivitas dan aksesbilitas daerah 3TP (Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan), dengan kemampuan Short Take Off Landing di landasan yang panjangnya kurang dari 800 meter dan tidak beraspal.

Baca Juga  Ridwan Kamil Temui Ahli Waris Cut Nyak Dhien di Aceh

Dalam pemanfaatannya, pesawat N219 dapat digunakan dengan berbagai konfigurasi sesuai kebutuhan pengguna, baik untuk angkutan penumpang, logistik, maupun medical evacuation dan flying doctor.

Pesawat N219 memiliki berbagai macam keunggulan dibanding pesawat sekelasnya, diantaranya Cabin yang luas untuk menjamin kenyamanan penumpang, dilengkapi dengan Full Glass Cockpit untuk membantu mengurangi beban kerja pilot dan Wide Side Door untuk memudahkan proses loading/unloading kargo.

Saat ini, PTDI juga sedang mengembangkan pesawat N219 versi amphibious yang dapat lepas landas di permukaan air, sehingga diharapkan dengan inovasi transportasi udara tersebut di masa mendatang terbuka kemungkinan dicapainya semua tujuan destinasi pariwisata Nusantara laut di beberapa wilayah Indonesia dengan cepat menggunakan pesawat N219 amphibious.

Editor : Afrida