banner 970x250

Sekda Jabar: Jabatan Pimpinan Tinggi di Jabar Harus Punya Critical Thinking

Sekda Jabar, Setiawan Wangsaatmaja Memberikan Sambutan dan Pembukaan Kegiatan Asesment Center Eselon 2 di Hotel Mercure Bandung Nexa Supratman, Senin 10 Juli 2023

Kota Bandung, BriliaNews.com – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mengingatkan, critical thinking atau kemampuan berpikir kritis menjadi salah satu kompetensi yang harus dimiliki aparatur sipil negara (ASN), khususnya di lingkup Pemda Provinsi Jawa Barat.

Hal ini diungkap Sekda Setiawan saat membuka kegiatan Assesment Center Eselon II Jabar, di Kota Bandung, Senin (10/7/2023).

“Saya pelajari, ketika saya di Pusat (Kemenpan RB) mengumpulkan hasil assesment test untuk para JPT (Jabatan Pimpinan Tinggi). Ada dua tiga kompetensi yang sulit tercapai di antaranya critical thinking, komunikasi, juga terkait dengan cara meyakinkan, itu adalah jenis kompetensi yang sulit dicapai,” ungkap Setiawan.

Maka di lingkup Pemda Provinsi Jabar, Setiawan ingin membuktikan, apakah cerminan JPT di tingkat nasional yang demikian juga terjadi di Jawa Barat.

Setiawan menuturkan critical thinking sendiri merupakan sesuatu yang vital bagi ASN, khususnya di tingkat JPT.

Baca Juga  25.119 Peserta Ikuti UTBK Jalur SNBT Tahun 2023 di UPI

“Apakah di Jabar mirip dengan JPT nasional apa Jabar punya kekhasan sendiri,” kata Setiawan.

Apalagi ASN sebagai penyelenggara pemerintahan di era kekinian, juga dituntut kreatif guna menciptakan inovasi- inovasi baru untuk meningkatkan pelayanan publik itu sendiri. Di situah critical thinking salah satunya diperlukan.

Hasil assesment center yang dilakukan hari ini, menurutnya akan berlaku secara nasional.

“Jadi saat Bapak/Ibu ikut rekrutmen di mana saja, hasil ini bisa digunakan. Tidak perlu mengulang lagi assesment,” katanya.

Lebih lanjut, Sekda Jabar mengungkapkan bahwa di Jabar tengah diberlakukan management talenta dengan konsep 9 boxes, atau sembilan boks. Maka kalau tidak assesment sembilan boks itu tidak bisa diisi.

“Itulah gap kompetensi yang harus diisi ASN. Banyak ASN yang punya gap baik di sisi kompetensi, managerial, teknikal,” katanya.

Baca Juga  Pussenif dan KONI Kota Bandung Kolaborasi Sediakan Fasilitas Berlatih Atlet

“Adapun yang tidak achieve dari standar kompetensi itu tugas BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia),” ucapnya.

Selanjutnya jadi tugas BPSDM untuk memberikan _capacity building_untuk menghilangkan gap kompetensi tersebut.

Pun selama ini, capacity building managerial para JPT, biasanya melalui program Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) dan beberapa program lainnya.

“Harus satisfy, crirical thinking, itulah yang harus kita benahi. Inilah yang bisa kita lakukan sekarang dan bisa jadi diangkat lagi di tingkat nasional,” pungkas Setiawan.

Editor  : Afrida