banner 970x250

Dies Natalis ke 69, UPI Gelar Bandung Isola Performing Art Festival Intercultural Collaboration

Bandung Isola Performing Arts Festival (BIPAF) dalam rangka Dies 69 UPI

Kota Bandung, BriliaNews.com – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melalui UPT Kebudayaan dibawah Koordinasi Wakil Rektor Bidang Inovasi, Kebudayaan dan Sistem Informasi, yang berkolaborasi dengan Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD), menggelar Bandung Isola Performing Art Festival (BIPAF) Intercultural Collaboration, Jum’at (20 /10/2023).

Wakil Rektor Bidang Inovasi, Kebudayaan dan Sistem Informasi UPI, Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M.P mengatakan, festival ini merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-69 UPI.

Ia menyebut BIPAF merupakan festival tahunan yang mengusung konsep pasar seni pertunjukan, menggunakan Villa Isola Park.

“Festival ini memfasilitasi seluruh insan kreatif, koreografer dan produser seni untuk bertemu dengan festival director, Kurator, Vanue Presenter, Pemangku kepentingan lainya dalam sesi showcase dan pitching,” katanya.

Menurut Agus Rahayu, tahun ini BIPAF menampilkan live performance intercultural collaboration, yang melibatkan 9 karya dari berbagai negara di Asia seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan dan negara antarbenua seperti Jerman, Belanda dan Amerika Serikat.

Selain itu hadir pula Galih Mahara selaku Curator Festival, Saian Badaruddin, M.Pd selaku Chief Executive BIPAF.

Festival juga melibatkan para seniman diantaranya Rainy Light yang diinisiasi oleh Rithaudin Abdul Kadir dari Malaysia, Hominid Heart yang diinisasi oleh Ari Rudenko dari United State of America (USA), Somewhere in the Dust yang diinisasi oleh Dimar Dance Theatre/Dian Bokir Indonesia dan Martina Feiertag dari Jerman.

Baca Juga  UPI Anugerahi Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) Bagi Peter Hywel Coleman Pada Bidang Kebijakan Bahasa

Selanjutnya Tambului yang diinisiasi oleh Fairul Zahid Singapura, Trekking yang diinisasi oleh Park Na Hoon Korea Selatan, GONG yang diinisasi oleh Aafkeu De Jong Belanda, GARBHA yang diinisasi oleh Yana Endrayanto dengan kolaborasi 5 negara yaitu India, Belanda, Malaysia, Korea dan Amerika Serikat, Chassing The Eagle Shadow yang diinisasi oleh Noviyanti Maulani dari Indonesia Galuh Pakuan Subang, TABLE yang diinisasi Iing Sayuti dari Indonesia,

Ia menambahkan, BIPAF menjadi sebuah wadah yang positif untuk mempromosikan karya seni pertunjukan inovatif terkurasi di Kota Bandung.

“Festival ini merupakan fasilitasi bagi para pencipta, penyaji seni dan tim pekerja kreatif untuk mementaskan karynya sehingga terjadinya kolaborasi dan transaksi dengan para direktur festival dan venue presenter tingkat nasional dan internasional,” ujarnya.

Kepala UPT Kebudayaan Universitas Pendidikan Indonesia, Dr. Ayo Sunaryo, M.Pd menjelaskan, BIPAF mempertemukan para pelaku kreatif, koreografer, produser karya pertunjukan dengan stakholdernya melalu showcase, menjalin jejaring dan kolaborasi, serta memberikan kontribusi pada pengembangan industry kreatif seni pertunjukan di Indonesia.

Baca Juga  Elf Mania Cinta Indonesia Harus Beradaptasi dan Berinovasi

“Semoga dengan adanya BIPAF ini dapat menciptakan iklim pertunjukan yang baik bagi para penikmat seni di Indonesia dan Mancanegara,” tuturnya.

Ia menambahkan BIFAF sudah dimulai sejak 2016 yang bermanfaat serta dapat dirasakan untuk memunculkan koreografer-koreografer muda yang akan meramaikan dunia tari.

“Ini merupakan ruang luar kelas khususya subsector seni pertunjukan di Indonesia untuk memunculkan koregrafer-koreografer muda yang tampil pada even nasional dan internasional. Pertunjukan utama tahun ini menampilkan kolaborasi antar budaya (intercultural collaboration) antar negara yang dapat terlihat dari bentuk-bentuk koreografi yang dipertunjukan,” pungkasnya.

Pewarta : Adi
Editor      : Afrida