banner 970x250

Antisipasi Henti Jantung, Dinkes dan PPNI Sosialisasikan Bantuan Hidup Dasar

Kota Bandung, BriliaNews.com – Dinas Kesehatan Kota Bandung kolaborasi dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Bandung, menyosialisasikan Bantuan Hidup Dasar (BHD) kepada para kader RW dan Posyandu di Pendopo Kota Bandung, Sabtu (11/11/2023).

Kegiatan tersebut didukung oleh Ikatan Ners Kardiovaskular Indonesia (INKAVIN) Jawa Barat.

Menurut Ketua DPD PPNI Kota Bandung, Ganjar Wisnu Budiman, BHD merupakan serangkaian tindakan darurat yang dirancang untuk menyelamatkan kehidupan seseorang yang mengalami kondisi medis mengancam nyawa.

Keadaan henti jantung saat ini menjadi penyebab tertinggi kasus kematian. Henti jantung dapat terjadi kapan saja, di mana saja, dan disebabkan oleh berbagai kondisi dan lingkungan yang beragam.

Oleh karena itu, dibutuhkan serangkaian tindakan guna mencegah kematian yang diakibatkan oleh henti jantung.

Bantuan ini tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan, namun setiap warga pada umumnya dapat melakukan BHD ini dengan mempelajari langkah-langkahnya.

Baca Juga  Jadwal SIM Keliling 27 Maret 2021 di Bandung, dan DKI

“Tujuannya berusaha untuk melatih kader supaya paham dalam teknis, ketika ada seseorang yang membutuhkan. Sehingga cara ini mampu ditularkan kepada masyarakat,” ungkapnya.

Menurut Ganjar, penerapan BHD mampu meningkatkan angka hidup.

“Tujuannya untuk meningkatkan angka kehidupan. Itu salah satunya, kalau ada kejadian, lalu belum datang medis sehingga masyarakat bisa membantu dengan teknik yang sudah diberikan,” ujarnya.

Ia berharap dengan pelatihan ini, para kader RW dan Posyandu bisa menerapkan teknik dengan baik, sehingga bisa dimanfaatkan ketika dibutuhkan dalam keadaan darurat.

“Harapannya masyarakat sudah lebih mengenal Bantuan Hidup Dasar dan bisa digunakan ketika dalam keadaan dibutuhkan,” tuturnya.

Berikut langkah awal Bantuan Hidup Dasar:

  1. Meminta tolong atau bantuan.
  2. Menghubungi call center 119.
  3. Cek kesadaran dengan memanggil korban, atau menepuk pada bahu sambil memanggil “bapak/ibu”. Jika tidak merespon juga lakukan rangsang dengan menekan dada.
  4. Posisi penolong diantara bahu korban.
  5. Posisikan korban di tempat yang datar dan keras.
  6. Cek nadi karotis sekaligus melihat pernafasan (pengembangan dada) maksimal 10 detik.
  7. Bila nadi karotis tidak teraba, lakukan kompresi sebanyak 200 kali atau kompresi selama 2 menit.
  8. Bila nadi karotis belum teraba juga, lanjutkan kompresi 200 kali atau selama 2 menit sampai menunggu diambil alih oleh petugas yang berkompeten.
  9. Bila nadi karotis teraba, bebaskan berjalan nafas dengan cara membuka mulut. Lalu bersihkan jika ada benda asing.
  10. Bila nadi ada dan nafas sudah kembali, posisikan korban pada recovery position (posisi miring mantap).
Baca Juga  Satpol PP Kota Bandung Tindak 4 Panti Pijat dan Satu Toko Minuman

Editor  : Didu