banner 970x250

UPI Jadi Acuan UPN (Veteran) Jakarta dalam Persiapan Pembentukan Prodi S1-Film, Televisi dan Media FISIP UPNVJ

Bandung, BriliaNews.com – Tim Pendirian Prodi S1-Film, Televisi dan Media FISIP UPN (Veteran) Jakarta, melakukan konsolidasi dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dalam rangka persiapan pembukaan program studi S1-Film, Televisi dan Media di pergurian tinggi tersebut.

Tim berkonsolidasi dengan Hery Supiarza, Ketua Prodi Film dan Televisi, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD) UPI, untuk mendalami Struktur Kurikulum S1-Film, Televisi dan Media UPI.

Selain dengan FPSD UPI, tim FISIP UPNVJ juga mendiskusikan hal itu dengan Tito Imanda, Ketua Asosiasi Pengkaji Film Indonesia (Kafein) pada pertengahan November 2023 lalu di FISIP UPN “Veteran” Jakarta.

Ketua Prodi Film dan Televisi UPI Hery Supiarza menjelaskan, Prodi Film dan TV menjadi salah satu favorit mahasiswa UPI. Sehingga perlu ada kurikulum yang matang, agar lulusan siap dalam menghadapi dunia industri.

Untuk itu, penguatan kurikulum dalam prodi tersebut menjadi hal yang sangat penting. “Materi film dokumenter menjadi wajib ada di semester 3 karena merupakan dasar,” ujar Hery

Baca Juga  Bertemu Ridwan Kamil, Pemerintah Swiss Tekankan Pencarian Eril Jadi Prioritas

Selain itu kata Hery, UPI juga menyiapkan mahasiswanya dalam menghadapi program Merdeka Belaja Kampus Merdeka (MBKM).

Sebelum menghadapi MBKM, mahasiswa harus melakukan seminar proposal (sempro) penelitian, sebagai konsep awal film dokumenter.

“Tugas dokumenter dilakukan secara individu. Kemudian akan diartikulasi melalui tulisan jurnal dan dikirimkan. Proses ini akan dimatangkan ketika mahasiswa juga melakukan program MBKM sebelumnya,” ucap Hery.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengkaji Film Indonesia (Kafein) Tito Imanda menyatakan, ada 2 bidang yang harus dibahas dalam film, yakni pengkajian dan penciptaan atau produksi. Kedua bidang itu harus menjadi fokus dalam pendalaman materi tentang film.

Hal itu dapat dikombinasikan dengan pengetahuan yang beragam tentang film, yang bisa menyinggung hal-hal seperti antropologi, sosial, politik, dan psikologi.

“Ada 1 teori yang muncul dari kesamaan film itu sendiri, yakni film formal. Kadang disebut sebagai teori formal film atau formalis atau formalism film. Ini harus dipahami dengan baik,” terangnya.

Menurut Tito pembuatan film berdasarkan kajian atau riset, akan memberikan kekuatan dalam film tersebut. Sehingga sisi kajian perlu mendapat perhatian, agar film-film di Indonesia memiliki kualitas dan daya saing dibandingkan dengan film dari negara lain.

Baca Juga  Pemkot Bandung akan Bangun 16 SMP Baru

Ketua Tim Pendirian prodi Film, TV dan Media, FISIP UPN “Veteran” Jakarta, Firdaus Noor menjelaskan diskusi yang terjadi cukup dinamis dan memberikan warna baru bagi tim.

Firdaus menyebut hasil dari diskusi itu menjadi modal yang sangat berharga untuk mewujudkan program studi S1-Film, Televisi dan Media di FISIP, UPN “Veteran” Jakarta.

“Kami berharap tim bisa mempersiapkan prodi S1-Film, Televisi dan Media dengan sebaik-baiknya,” pungkasnya. 

(Afr)