banner 970x250

Populasi Penduduknya Terus Turun, China Tidak Lagi Menjadi Negara Dengan Populasi Terbanyak

Beijing, BriliaNews.com – Populasi penduduk China dalam dua tahun terahir mengalami penurunan. Ditahun 2023 ini, populasinya turun 2 juta orang untuk kedua kalinya setelah tahun 2022.

Dikutip dari Associated Press, penurunan ini disebabkan oleh menurunnya jumlah kelahiran, dibandingkan jumlah kematian yang meningkat di akhir pembatasan pandemi Covid-19.

Berdasarkan data Biro Statistik China, pada tahun 2023 angka kematian naik 690 ribu jiwa menjadi 11,1 juta jiwa, lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Total populasinya sendiri ada di angka 1,4 miliar jiwa, yang sebelumnya China mendapatkan predikat negara dengan populasi terbanyak di dunia. Tahun 2023 turun ke peringkat ke dua setelah India.

Para wanita juga tidak menginginkan banyak anak, sekalipun ada insentif dan kelonggaran kebijakan pemerintah, yang membolehkan untuk memiliki maksimal tiga anak.

Baca Juga  Hasbullah Rahmad Sebut Pentingnya Partisipasi Semua Elemen Untuk Wujudkan Kemandirian Pangan Daerah

Hal ini diperparah oleh penduduk yang bisa hidup lebih panjang akibat lebih baiknya sistem kesehatan.

“Diperkirakan, proporsi penduduk berusia 65 atau lebih, bisa meningkat dua kali lipat menjadi lebih dari 30 persen di tahun 2050,” ungkap Demografer Zuo Xuejin, yang juga mantan executive vice president dari Shanghai Academy of Social Science.

Selain itu, banyak juga rumah tangga yang menunda pernikahan atau memilih untuk tidak mempunyai anak. Bahkan yang memilih mempunyai anak juga, hanya mempunyai satu anak, dikarenakan tingginya biaya pendidikan di kota, yang disertai tingginya kompetisi di lingkungan akademik.

Kondisi ini dapat membuat ekonomi China melambat dan memberikan tantangan bagi keuangan negara, dalam kemampuannya untuk memberikan kecukupan kepada populasi lansia dengan menurunnya jumlah pekerja.

Menghadapi hal tersebut, sebagian pemerintah lokal memberikan insentif bagi pasangan yang memiliki anak. Pemerintah di regional Mongolia Dalam, misalnya, memberikan tunjangan 2.000 Yuan untuk anak kedua dan 5.000 Yuan untuk anak ketiga, yang disertai 60 dan 90 hari ekstra untuk cuti melahirkan.

Baca Juga  Calon Presiden AS Donald Trump Ditembak, FBI: Motif Belum Diketahui

“Kita harus memberikan kisah yang baik tentang budaya berumah tangga, membimbing wanita untuk memiliki peran yang unik dalam mempromosikan indahnya negeri China, dan membangun budaya baru akan peradaban berumah tangga,” ujarnya.

Editor  : Adi