banner 970x250

OJK Optimis Tren Positif Kinerja Jasa Keuangan Jawa Barat Masih Berlanjut di 2024

Kota Bandung, BriliaNews.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat optimis, tren positif kinerja jasa keuangan di Jawa Barat masih akan berlanjut di tahun 2024.

Hal ini disampaikan Kepala OJK Prov. Jabar Imansyah, pada update kinerja industri jasa keuangan di Jawa Barat, Selasa (5/3/2024).

Dalam paparannya, Imansyah mengungkapkan, pada tahun 2023 pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tumbuh 5,00 persen, tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah D.I Yogyakarta.

“Penyumbang utama pertumbuhan ekonomi tersebut, dari sisi lapangan usaha adalah Industri Pengolahan serta sektor Perdagangan. Sementara dari sisi pengeluaran adalah Konsumsi Rumah Tangga,” ungkapnya.

Imansyah mengatakan, kinerja ekonomi Jawa Barat tahun 2023 sebesar 5,00 persen ini, memberikan kontribusi 0,67 persen terhadap pertumbuhan
ekonomi Nasional.

Dari sisi kinerja perbankan, Imansyah menyebut per Desember 2023 kinerja perbankan Jawa Barat mencatatkan pertumbuhan positif secara yoy, baik Aset (3,71 %), DPK (4,04 %) maupun Kredit (6,50 %).

Sedangkan total penyaluran kredit perbankan di Jawa Barat, mencapai Rp 603,7 Triliun yang ditopang oleh 63 entitas BU/BUS dan 252 BPR/BPRS.

“Sementara tingkat NPL terjaga di level 3,23 persen, turun tipis dibanding posisi bulan Desember 2022 yang tercatat sebesar 3,25 persen,” tuturnya.

Baca Juga  Resmi, Prabowo Umumkan Gibran Sebagai Bacawapres dari Koalisi Indonesia Maju

Ia menjelaskan, nominal ini setara dengan porsi 8,5 persen dari total penyaluran kredit Nasional atau terbesar kedua setelah DKI Jakarta.

Selain itu, pembiayaan BPR & BPR Syariah mencapai Rp22,0 T serta memiliki porsi sebesar 3,6% dibanding seluruh kredit Jabar dan tumbuh 6,87% (yoy), lebih rendah dibanding Desember 2022. Namun NPL nya, cenderung meningkat pada level 10,17%.

“Secara trajektorinya ini membahayakan, karena kok tidak turun-turun (NPL BPR/S). Biasanya kalau kreditnya naik, NPL nya turun. Polanya seperti itu, tapi ini kreditnya naik, NPL nya juga naik. Ini perlu dibedah lagi angkanya, biar terlihat BPR nya berapa, BPS nya berapa, sehingga bisa lebih terlihat,” ungkap Imansyah.

Berdasarkan jenis penggunaan, per Desember 2023, hampir setengah atau 49,8% kredit/pembiayaan dari perbankan dimanfaatkan untuk jenis penggunaan konsumtif.

Sedangkan berdasarkan dari kategori debitur, sekitar 28,8% kredit/pembiayaan dari perbankan disalurkan untuk debitur UMKM dan 71,2% untuk non UMKM.

Menghadapi tahun 2024, Imansyah mengatakan ada tiga program prioritas yang akan dilakukan oleh OJK.

Pertama, OJK berkomitmen memperkuat infrastruktur pengaturan dan pengawasan terintegrasi termasuk untuk konglomerasi keuangan, sehingga dapat memitigasi transmisi risiko cross sectoral.

Baca Juga  RSKIA Resmi Alih Status Jadi RSUD Bandung Kiwari

Dengan demikian akan mempersempit regulatory gap dan overlapping, sehingga memberikan level playing field bagi seluruh LJK.

Kedua, OJK berupaya meningkatkan daya saing sektor jasa keuangan dan pendalaman pasar keuangan, dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Ketiga, OJK berkomitmen meningkatkan kepercayaan masyarakat dan investor, tidak hanya dengan integrated supervision namun juga dengan meningkatkan integritas pasar, guna memberikan kepastian dan pelindungan bagi konsumen industri jasa keuangan.

Peningkatan kepercayaan publik ditegaskannya menjadi hal yang fundamental dalam well functioned financial system.

“Mencermati berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi, serta kebijakan-kebijakan
yang akan diambil, OJK optimis tren positif kinerja sektor keuangan akan berlanjut,” tutup Imansyah.

Pewarta : Adi
Editor : Afrida