banner 970x250

Peringati Hari Konservasi Alam Nasional 2024, Bio Farma Lepas liarkan Owa Jawa dan Surili di Cagar Alam Gunung Tilu

Kab. Bandung, BriliaNews.com – Bio Farma melalui program TJSL (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan) bekerjasama dengan dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat dan The Aspinall Foundation Indonesia Program (TAF-IP), melepasliarkan Owa Jawa (Hylobates moloch) dan Surili (Presbytis comata) ke Kawasan Cagar Alam Gunung Tilu, Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Pelepasliaran kedua jenis hewan primata
yang dilindungi undang-undang
tersebut, dalam rangkaian kegiatan Road to Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2024 pada 10 Agustus 2024 mendatang.

Vice President (VP) TJSL, Aset, dan Umum Bio Farma, Tjut Vina Irviyanti mengungkapkan, pelepasliaran ini merupakan bentuk komitmen Bio Farma terhadap implementasi perlindungan Keanekaragaman Hayati (Kehati).

“Perlindungan Kehati merupakan salah satu aspek penting dalam implementasi program TJSL Bio Farma. Selain perhatian khusus terhadap pembinaan masyarakat, Bio Farma juga memperhatikan aspek planet, dimana pelepasliaran Owa Jawa dan Surili ini menjadi bentuk perhatian Perusahaan pada keberlangsungan hidup fauna di bumi.” ujar Tjut Vina, Kamis (25/7/2024).

Tjut Vina juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan pelepasliaran kali ini.

Ia berharap kegiatan ini akan terus berkesinambungan sehingga dapat memberikan kontribusi positif pada konservasi hewan, khususnya hewan yang masuk dalam ketegori terancam punah atau dilindungi undang-undang.

Baca Juga  Atasi Kelangkaan, Satgas Pangan Tambah Pasokan MinyaKita Untuk Kota Bandung

“Kami ucapkan terima kasih atas kolaborasi yang telah terjalin baik antara Bio Farma dengan BBKSDA dan juga The Aspinall Foundation. Semoga kedepannya, kegiatan ini dapat terus sustain, untuk konservasi hewan yang terancam punah, ” ucapnya.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Halu Oleo mengapresiasi dukungan Bio Farma dalam pelepasliaran Owa Jawa dan Surili ke habitatnya.

Kepala Seksi Wilayah Konservasi 3 BBKSDA Jawa Barat Halu Oleo
berharap, di habitatnya satwa endemik primata Jawa ini bisa berkembang biak dan menambah populasi yang ada di Cagar Alam Gunung Tilu.

Hewan yang dilepasliarkan, masing – masing satu individu Owa Jawa dan Surili.

“Sebelum dilepasliarkan, Owa Jawa dan Surili ini telah menjalani proses rehabilitasi dan setelah melalui tes kesehatan akhir, kedua individu dinyatakan dalam kondisi baik serta siap dilepasliarkan,” tuturnya.

Ia menambahkan, proses selanjutnya tim dari BBKSDA Jawa Barat dan TAF-IP akan memantau perkembangan harian, dengan mengikuti pergerakan dan perilaku adaptasi individu itu selama enam bulan ke depan.

Halu menjelaskan, dipilihnya Cagar Alam Gunung Tilu sebagai lokasi lepasliar, karena kawasan konservasi ini masih sangat alami dengan tutupan hutan yang rapat serta terhubung dengan cagar Alam Gunung Simpang.

“Dengan begitu, satwa liar dapat hidup pada bentang ekosistem hutan konservasi seluas 23.000 hektar, dengan tingkat gangguan yang relatif kecil dan minim aksesibilitas manusia, sehingga diharapkan dapat berkembang dengan baik di alam liar,” jelasnya.

Baca Juga  RS Muhammadiyah Bandung Putuskan Sementara Kerjasama dengan BPJS Kesehatan.

Untuk diketahui, Owa Jawa merupakan salah satu jenis primata endemik di Pulau Jawa yang, masuk dalam daftar terancam punah secara global.

Populasinya di alam hanya tersisa sekitar 2.000-4.000 individu, tersebar di beberapa kawasan konservasi dan hutan lindung di Jawa Barat dan sebagian kecil kawasan hutan lindung di Jawa Tengah.

Satwa liar ini masuk ke dalam daftar 25 spesies fauna dan flora prioritas untuk ditingkatkan populasinya oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem.

Sampai dengan saat ini, Program Kerjasama Konservasi Primata Endemik Jawa ini telah berhasil melepasliarkan 59 Owa Jawa dan 16 Surili hasil rehabilitasi ke habitatnya. Kegiatan ini telah berjalan sejak 2011, dan telah menghasilkan kelahiran bayi Owa Jawa sebanyak 4 individu dan 5 individu bayi Surili.

(Adi)