banner 970x250

Semester I Tahun 2024, Sektor Jasa Keuangan Jabar Terjaga Stabil

Bandung, BriliaNews.com – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat menilai stabilitas sektor jasa keuangan Jawa Barat pada Semester 1 Tahun 2024, terjaga stabil dan resilien dengan kinerja keuangan yang bertumbuh.

Kinerja keuangan Jawa Barat juga memiliki indikator prudensial yang memadai, di tengah ketidakpastian global akibat meningkatnya tensi perang dagang dan geopolitik serta normalisasi harga komoditas global.

Kepala OJK Provinsi Jawa Barat Imansyah
mengatakan, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat di triwulan II-2024, tumbuh 4,95 persen (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2024 (yoy) sebesar 4,94 persen.

“Namun pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan nasional, yang tumbuh sebesar 5,05 persen yoy. Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat berada di urutan ke-11, dari seluruh provinsi di Indonesia dan urutan ke-3 dari provinsi-provinsi di Pulau Jawa,” tuturnya.

Dari sisi lapangan usaha, dikatakannya laju ekonomi Jawa Barat ditopang oleh industri pengolahan dengan pertumbuhan 2,81 persen yoy. Pertumbuhan lapangan usaha, tertinggi pada sektor transportasi dan pergudangan (14,13 persen yoy).

Sementara dari sisi pengeluaran, ekonomi Jawa Barat ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan pertumbuhan 3,84 persen yoy. Sedangkan pertumbuhan dari sisi pengeluaran, tertinggi pada Konsumsi Pemerintah (26,63 persen yoy).

Baca Juga  BPOM Resmi Terbitkan Izin Edar Vaksin IndoVac Bio Farma

Imansyah menyebut, pada periode yang sama ekonomi Jabar mengalami pertumbuhan positif secara yoy. Hal itu berdasarkan pada beberapa indikator, antara lain aset mencapai Rp914 triliun, atau tumbuh Rp76 triliun (8,33 persen), Dana Pihak Ketiga mencapai Rp669 triliun, tumbuh Rp29 triliun (4,61 persen).

Untuk penyaluran kredit mencapai Rp606 triliun, tumbuh Rp46 triliun (8,26 persen). Sedangkan pertumbuhan penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan, mencapai Rp606 triliun yang ditopang oleh 63 entitas BU/BUS dan 252 BPR/BPRS.

“Nominal ini setara dengan porsi 8,11 persen dari total kredit nasional atau terbesar kedua setelah DKI Jakarta. Sedangkan tingkat NPL terjaga di level 2,26 persen, membaik dibanding posisi bulan Juni 2023 yang tercatat sebesar 2,41 persen,” tutur Imansyah.

Terkait Bank Umum yang berkantor Pusat di Jawa Barat, menurut Imansyah juga mencatatkan kinerja pertumbuhan yang lebih baik dibanding rata-rata perbankan di Jawa Barat.

Berdasarkan data, aset tumbuh 9,78 persen, Dana Pihak Ketiga tumbuh 8,76 persen dan Kredit tumbuh 12,14 persen.

Baca Juga  17 Tahun Tsunami Aceh, Ridwan Kamil Ziarah ke Kuburan Massal Korban

“Kinerja bank umum tersebut didukung oleh dua Bank Umum Konvensional, yaitu Bank BJB dan Krom Bank Indonesia, serta satu Bank Umum Syariah, yaitu Bank BJB Syariah,” ungkapnya.

Ia menambahkan, kredit Perbankan Konvensional mencapai Rp564 triliun serta memiliki porsi sebesar 89,03 persen dibanding seluruh kredit di Jawa Barat dan tumbuh 8,88 persen (yoy).
Rasio NPL net juga terjaga pada level 3,18 persen.

Sementara pembiayaan Perbankan Syariah mencapai Rp69,6 triliun serta memiliki porsi sebesar 10,97 dibanding seluruh kredit di Jawa Barat dan tumbuh 12,54 persen (yoy).

“NPF juga terjaga pada level 3,01 persen,” pungkasnya.

Pewarta : Adi
Editor : Afrida