banner 970x250

Hadirkan Rumah Sehat Anugerah Langit bagi Kaum Dhuafa, Abulyatama Mengukuhkan pada Kebermanfaatan

Kota Bandung, BriliaNews.com – Saat ini banyak orang jatuh sakit yang disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat.

Makan makanan yang tidak bergizi ditambah minuman berwarna yang tidak sehat serta polusi udara, juga menjadi penyebab kesehatan masyarakat semakin menurun.

Sebuah hal yang dapat dimaklumi bila masyarakat menkonsumsi obat kimia, untuk dapat sembuh dari penyakit. Namun, banyak juga orang yang ingin sembuh dari kondisi sakit dengan melakukan pengobatan holistik, yakni mencampurkan metode penyembuhan lewat media holistik.

Menjawab kebutuhan tersebut, LAZNAS Abulyatama Indonesia melaunching Rumah Sehat Anugerah Langit di kota Bandung.

Rumah Sehat Anugerah Langit yang berlokasi di Jl. Sederhana Gg. Sukalaksana RT 006/013 Kel. Pasteur Kec. Sukajadi tersebut, merupakan rumah singgah bagi kaum duafa yang akan berobat ke rumah sakit rujukan.

“Hari ini, kita launching Rumah Sehat Anugerah Langit. Ini sebetulnya transformasi dari program kita sebelumnya, bernama Rumah Singgah Anugerah Langit. Dimana Rumah Singgah ini kita sediakan sebagai fasilitas bagi saudara-saudara kita duafa yang akan berobat ke rumah sakit rujukan,” ujar CEO LAZNAS Abulyatama Indonesia, Sudarmanto, di Kota Bandung, Selasa (17/09/24)

Ia mengungkapkan, pasien dari berbagai daerah di Jawa Barat telah menggunakan fasilitas rumah singgah ini, bahkan ada juga yang dari Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

“Jadi, kami sediakan fasilitas rumah untuk mereka istirahat selama mereka menjalani proses pengobatan di RS Hasan Sadikin. Dan itu, bismillah kita berikan secara free atau cuma-cuma, ” ujarnya.

Baca Juga  Presiden Dorong Percepatan Penyelesaian Dokumen Asesmen Kawasan Borobudur

Sudarmanto pun menuturkan dana yang didapat untuk memfasilitasi itu semua, berasal dari donatur orang-orang baik. LAZNAS Abulyatama Indonesia bersyukur, kebaikan mereka mendukung program-programnya Abulyatama.

Menurutnya, program Rumah Singgah ini telah dirintis sejak tahun 2021. Dulu programnya berupa mobil kemanusiaan, kemudian meningkat jadi Rumah Singgah dan sekarang menjadi Rumah Sehat Anugerah Langit.

“Harapannya ke depan, semoga bisa memiliki rumah sakit setelah pencapaian ini,” tuturnya.

Rumah Sehat ini kata dia, dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Salah satunya berupa alat terapi Dr. Jism. Alat terapi medan elektrostatik ini disediakan atas kerjasama dengan yayasan Dr. Jism, untuk membantu terapi dan peningkatan kesehatan orang-orang yang datang di Rumah Sehat.

“Sebelum betul-betul kerja sama, saya pribadi mencoba alat terapi elektrostatik ini selama beberapa waktu. Qadarullah, saya sebelumnya memiliki keluhan gula darah (diabetes) tinggi yakni 272, kolesterol tinggi dan asam lambung. Bersyukur setelah menjalani 22 hari lewat terapi ini, bahkan 5 hari pertama saya merasakan perubahan kesehatan saya menjadi lebih fit,” imbuhnya.

“Bahkan setelah beres penerapian pada Sabtu kemarin, saya cek ke laboratorium, gula darah saya turun di 192, kolesterol pun turun. Artinya kesehatan saya kembali mendekati kepada normal,” ulas Sudarmanto.

Baca Juga  Wagub Jabar Dukung Ponpes Bangun Kemandirian Ekonomi

Sudarmanto memaparkan, penerapian lewat alat Dr. Jism untuk Rumah Sehat Anugerah Langit, baru yang pertama tetapi untuk total kemitraan, antara Dr. Jism dengan yang lain, mencapai 53 kemitraan.

Ia menjelaskan bahwa program pengadaan kemitraan alat terapi medan elektrostatik seperti yang di Rumah Sehat ini, diadakan di Palembang. Selain disana akan disiapkan juga untuk delapan cabang rumah yatim yang dimiliki oleh Abulyatama. “Sehingga, keberadaan rumah yatim ini akan memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat,” ucapnya.

Hal ini dimaksudkan untuk menepis stigma di masyarakat, bahwa keberadaan rumah yatim itu hanya meminta donasi dari masyarakat.

Ke depan, ia berharap, rumah yatim yang dibina Abulyatama akan memberikan hal positif, berkontribusi kebermanfaatan bagi masyarakat sekitarnya.

“Dan pola penerapian di sini, tidak ada tarif khusus. Infaq dari yang diterapi disesuaikan dengan rasa syukur. Adapun untuk jam operasionalnya di sini, karena ada pasien-pasien yang singgah, dibatasi, dari jam 09 hingga jam 17.00,” tutup Sudarmanto.

Pewarta : Adi
Editor     : Afrida