banner 970x250

Cegah PMK, Jangan Satukan Daging dan Jeroan dalam Satu Wadah

Kota Bandung, Brilianews.com – Daging dan jeroan dari ternak terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) yang dipotong, harus dipisahkan untuk menghindari penyebaran virus dan bakteri.

Kepala Bidang Keamanan Pangan DKPP Kota Bandung, drh. Ermariah menjelaskan, alasan dipisahkannya daging dengan jeroan karena sumber penyakit ada pada jeroan.

“Kalau kita periksa sumber-sumber penyakit, justru ada di jeroan. Sebab jeroan itu lebih banyak mengandung bakteri dan virus,” jelas Erma.

Selain itu, parasit seperti cacing pun ada pada jeroan. Namun, menurutnya jika daging itu cenderung relatif lebih aman dari virus, bakteri dan parasit.

Erma juga menyebutkan, waktu paling lama daging disimpan dalam pendingin bersuhu 0-4 derajat celcius sekitar 24-36 jam.

Baca Juga  Kasus Positif Covid-19 Meningkat, Pemkot Bandung Hanya Buka Layanan Publik Secara Online

“Kalau freezer kita bagus di bawah 20 derajat celcius, daging bisa bertahan sampai satu tahun. Tapi, kulkas kita sering dibuka tutup, jadi suhunya tidak bisa maksimal. Kalau seperti itu, biasanya daya simpannya hanya bisa sampai enam bulan,” paparnya.

Sedangkan, dalam pengolahannya, ia menerangkan, daging dan jeroan harus dimasak sampai 30 menit. Jika ingin dibakar atau diasap, harus sampai kondisi matang, jangan hanya medium rare.

“Sehingga bakteri-bakteri dan virus pun bisa mati. Intinya daging itu harus matang dengan sempurna, terutama untuk daging yang sudah terindikasi penyakit mulut dan kuku (PMK),” imbuhnya.

Baca Juga  Sampai 2030 Terdapat 81 Proyek Prioritas di Rebana Senilai Rp234,59 triliun

Sementara itu untuk mencegah penyebaran virus PMK, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau penjual hewan ternak agar ternak yang dijual dipastikan dalam kondisi sehat.

“Untuk memastikan kesehatan hewan, harus diberi tanda sehat atau sertifikat sehat,” ujarnya. (Afr)