banner 970x250

Kasus PMK Hewan Ternak Merebak, Pedagang Bingung

Kota Bandung, Brilianews.com – Sejumlah pengusaha kuliner di Kota Bandung, berharap pemerintah mengoptimalkan penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak yang merebak sejak beberapa bulan lalu.

Mereka mengatakan penyakit infeksi pada hewan ternak ini, berdampak terhadap kelangsungan usahanya karena berpengaruh pada konsumen.

Heny (45) pemilik tempat makan di Cikutra Kota Bandung menyebut, isu infeksi PMK membuat konsumen khawatir.

Sehingga, pesanan makanan berbahan daging pun berkurang, akibat konsumen takut terinfeksi.

“Masakan berbahan daging sapi dan domba mulai minim peminat,” ujar dia belum lama ini.

Pembeli, ucap dia, sekarang lebih memesan sayuran, jamur dan ikan.

Jika kondisi ini tak ada perubahan, dia khawatir berdampak tak baik dalam berjualan.

Baca Juga  Presiden: Rawat dan Manfaatkan Venue PON dengan Baik

Ia mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan kasus PMK hewan ternak.

“Semoga kasus PMK hewan ternak berlalu dan usaha kembali normal,” ujarnya.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.

“Kami imbau masyarakat Jabar tetap tenang,
karena kadus PMK di Jabar tertangani dengan baik,”

Kang Emil menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.

“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” kata Kang Emil.

Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.

Baca Juga  Hasil Pemeriksaan Tim Antemortem Terhadap 15.691 Hewan Kurban di Kota Bandung, Bebas PMK dan Antraks

“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” tutur Kang Emil. (Afr)