banner 970x250

Yadi Ruyadi : Program Matching Fund Kedaireka Dorong Kolaborasi Perguruan Tinggi dan IDUKA

Kota Bandung, BriliaNews.com – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengapresiasi program Matching Fund Kedaireka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia (RI), yang mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi, Industri dan Dunia Kerja (IDUKA).

Direktur Direktorat Inovasi dan Pusat Unggulan UPI Dr. Yadi Ruyadi, M.Si menjelaskan, Kedaireka ialah salah satu web yang dibuat Kemdikbudristek, untuk mendukung program Matching Fund.

“Kedaireka itu adalah satu web yang fungsinya untuk bertemunya para inovator perguruan tinggi, Industri dan Dunia Kerja IDUKA, dulu disebut DUDI,” ujar Yadi kepada wartawan di Gedung Partere Kampus UPI Bumi Siliwangi, jalan Setiabudhi kota Bandung, Rabu (28/9/2022).

Yadi menambahkan, setiap pihak yang ingin ikut terlibat dalam program Matching Fund, harus daftar dulu ke Kedaireka, baik industri maupun para inovator universitas.

“Kemudian, bagi para inovator yang disapa, artinya ditawar oleh IDUKA, bisa ditindak lanjuti dengan proposal untuk mengajukan program Matching Fund. Program ini sifatnya seluruh Indonesia yang dimulai sejak tahun 2021,” tutur Yadi.

Yadi mengatakan Direktorat Inovasi dan Pusat Unggulan UPI ditugaskan untuk mengelola program Matching Fund secara internal.

“Kami dari Direktorat Inovasi dan Pusat Unggulan UPI, ditugasi oleh pak Rektor untuk mengelola program Matching Fund secara internal, dengan misi bagaimana para inovator UPI bisa mengusulkan inovasinya sebanyak-banyaknya ke program Matching Fund,” ucap Yadi.

Yadi menuturkan, pada tahun 2021 ada empat inovasi yang bisa dihilirisasi menjadi satu prodak, yang siap dimanfaatkan masyarakat atau bisa di komersilkan atau punya nilai ekonomi. Berdasarkan hal tersebut Yadi berpendapat program Matching Fund itu juga bermakna sebagai proses hilirisasi.

Baca Juga  Tahun 2023 Bio Farma Siap Bertransformasi sebagai “The Dancing Giant”

“Saya melihat program Matching Fund itu sebenarnya proses hiliriasi untuk menghasilkan produk,” ujar Yadi.

Yadi menambahkan, tahun 2021 lalu kita mengusulkan 6 proposal dan dapat 4, jadi sekitar 80%.

“Pada tahun 2022 ini yang mengusulkan proposal meningkat menjadi 45 proposal, tetapi yang berhasil didanai hanya 7 proposal,” ujar Yadi.

Menurut Yadi, program Matching Fund itu adalah upaya pemerintah untuk menyelaraskan antara inovasi perguruan tinggi dengan kebutuhan IDUKA atau dunia industri.

“Selama ini tidak match antara apa yang dikerjakan oleh perguruan tinggi dengan apa yang dikerjakan oleh dunia industri,”

Di UPI sendiri, kata Yadi, ada banyak penelitian yang dilakukan dosen UPI, dan banyak juga inovasi yang dihasilkan. Namun saat disandingkan dengan masyarakat atau dunia industri, namun melalui program matching fund baru ketahuan ternyata inovasi tersebut oleh industri tidak dibutuhkan.

“Sementara dosen mengembangkan inovasi sesuai roadmap research dosen saja. Baru di sini dengan matching fund ini baru terasa kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh industri termasuk mitra dan masyarakat dengan yang dikerjakan inovator di UPI,” tutur Yadi.

“Perlu ada perubahan strategi, yaitu inovasi-inovasi yang dikembangkan UPI itu harus berorientasi penuh pada kebutuhan industri dan masyarakat. Pak Rektor sendiri sudah mengarahkan seperti itu supaya apa yang dikerjakan di kampus itu sesuai dengan kebutuhan di luar kampus,” tutupnya.

Perlu diketahui tujuh dosen pengusul proposal yang lolos seleksi dan mendapatkan pendanaan Program Matching fund Kedaireka Pada Tahun 2022 adalah:

  1. Dr. Yadi Ruyadi, M.Si, dosen Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan judul Literasi Ideologi Pancasila: Pendekatan, Konsep, Pengukuran dan Penguatan Pendidikan Karakter Pancasila Untuk Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Learning Management System (LMS)
  2. Dr. Lutfi Nur, M.Pd., M.M., dosen UPI Kampus Tasikmalaya dengan judul Inovasi Pendidikan Karakter Melalui Permainan Tradisional Berbasis Sistem Pembelajaran Digital
  3. Dr. Anne Hafina, M.Pd, dosen Fakultas Ilmu Pendidikan dengan judul Penerapan Model Latihan dan Assessmen Keterampilan Konseling Trauma Covid Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
  4. Drs. Enda Permana, M.Eng, dosen Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan dengan judul Pengembangan Dan Aplikasi Besi Cor Putih Tahan Aus dan Beban Impak pad Komponen Concrete Mixer di PT. Wijaya Karya Beton untuk Subsitusi Impor
  5. Prof. Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd, dosen Fakultas Ilmu Pendidikan dengan judul Penerapan Model Konseling Pascataruma Berbasis Kearifan Lokal untuk Menangani Anak Terdampak Pandemi COVID-19
  6. Prof. Yayan Sanjaya, M.Si., Ph.D, dosen Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan judul Inovasi Formulasi Probiotik “BIO UPI” sebagai biofertilizer, biopestisida dan imun komoditas Tanaman
  7. Dr. Rudi Susilana, M.Si, dosen Fakultas Ilmu Pendidikan dengan judul Hilirisasi LMS Karya Bangsa untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. (Adi)