banner 970x250

Kenali Cara Mencegah Penularan dan Penyebaran Virus PMK (2)

Bandung, Brilianews.com – Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sangat masif, sehingga penanganannya harus dilakukan secara cepat. Karena itu, masyarakat terutama para peternak perlu mengetahui cara mencegah penyakit infeksi tersebut.

Dilansir dari situs Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat (DKPP Jabar) http://dkpp.jabarprov.go.id/, cara pencegahan penularan dan penyebaran virus PMK dapat dilakukan dengan cara berikut ini.

Biosekuriti Ternak :
Setiap ternak yang baru masuk ke lokasi peternakan perlu ditempatkan terlebih dahulu di kandang karantina/isolasi, selama 14 hari dan dilakukan pengamatan yang intensif terhadap gejala penyakit.

Jika terdapat gejala klinis penyakit, maka segera pisahkan dan dimasukkan ke kandang isolasi, untuk ditangani lebih lanjut oleh petugas kesehatan hewan dan dilaporkan pada dinas peternakan setempat.

Perlindungan pada zona bebas dengan membatasi gerakan hewan, pengawasan lalu lintas dan pelaksanaan surveilans.

Pemotongan hewan terinfeksi, hewan baru sembuh dan hewan – hewan yang kemungkinan kontak dengan agen PMK.

Musnahkan bangkai, sampah, serta seluruh produk hewan pada area yang terinfeksi.

Pelarangan pemasukan ternak baru dari daerah tertular.

Untuk peternakan yang dekat daerah tertular maka ada anjuran untuk melaksanakan Vaksin virus aktif yang mengandung adjuvant
kekebalan 6 bulan, setelah dua kali pemberian vaksin.

Baca Juga  Bapemperda Jabar Bahas 9 Raperda untuk Propemperda 2024

Sebagian tergantung pada antigen yang berhubungan antara vaksin dan strain yang sedang mewabah.

Pengobatan dan Pengendalian Ternak
Bagi ternak yang telah terinfeksi virus, maka ada beberapa metode alternative pengobatan dan pengendalian dengan cara berikut ini

a. Pengobatan pada sapi yang terinfeksi

Melakukan pemotongan jaringan tubuh hewan yang terinfeksi. Kaki yang sudah terinfeksi bisa diterapi dengan chloramphenicol atau larutan cuprisulfat.

Melakukan Injeksi intravena preparat sulfadimidine. Hewan yang terserang penyakit harus dikarantina, yakni dipisahkan dari hewan yang sehat selama masa pengobatan

b. Pencegahan pada sapi yang sehat.
Hewan yang tidak terinfeksi, harus ditempatkan dalam kandang yang kering dan dibiarkan bebas jalan-jalan.

Berikan pakan yang cukup untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh hewan yang sehat.

Pada kaki hewan ternak yang sehat diolesi larutan Cuprisulfat 5% setiap hari selama satu minggu, kemudian setelah itu terapi dilakukan seminggu sekali sebagai cara yang efektif untuk pencegahan PMK pada ternak sapi.

Tindakan Pertama Pada Kasus.

  1. Melaporkan Kasus
    Jika ada keluhan dan pertanyaan terkait kasus PMK, maka bisa menghubungi hotline PMK Jawa Barat di nomor 0813 9447 8396
  2. Pembuatan Disinfektan Efektif.
    Pada dasarnya virus PMK tidak tahan pada keadaan asam dan basa. Oleh karena itu disinfektan yang dapat digunakan antara lain: Sodium hidoxida (soda api) – 2% – 20 gr/l air.
    Sodium karbonat (soda cuci/soda abu) – 4% – 40 gr/l air.
    Asam sitrat – 0,2% – 2 gr/l air.
    Asam asetat (asam cuka) – 2% – 20 gr/l air.
    Sodium hypoklorat (pemutih pakaian bayclin, proklin) – 3% – 57 ml/l air.
Baca Juga  Angka Persebaran Covid-19 Terus Meningkat, Pemerintah Harus Evaluasi PPKM Darurat

Cara pembuatan disinfektan yang efektif untuk PMK, yakni campurkan larutan bayclin (pemutih pakaian lainnya) sebanyak 57 ml ke dalam 1 liter air.

Disinfektan ini dapat digunakan untuk kandang, peralatan peternakan, kendaraan, sepatu boot, dll.

Sementara itu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan, pemerintah hadir memberikan pendampingan di masyarakat, untuk bersama menghadapi wabah virus PMK.

“Untuk langkah preventif dan pengendalian wabah PMK pada hewan ternak, pemerintah dalam waktu dekat akan melakukan vaksinasi pada ternak yang sehat,” ujarnya. (Afr)