banner 970x250

Literasi Bencana Hingga Carita Pantun Sunda, Tema Pidato Pengukuhan Delapan Guru Besar UPI

Bandung, Brilianews.com – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menambah delapan guru besar yang berasal dari empat fakultas. Pengukuhan delapan guru besar tersebut, akan digelar selama dua hari di Gedung Achmad Sanusi, kampus UPI, Jalan Setiabudi Kota Bandung pada Selasa dan Rabu (22-23/11/2022).

Delapan guru besar yang akan dikukuhkan yakni Prof. Dr. Epon Ningrum, M.Pd. dari Fakultas Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial (FPIPS), Prof. Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. dari FPIPS, Prof. Dr. Asep Herry Hernawan, M.Pd. dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Prof. Dr. Dedi Koswara, M.Hum. dari Fakutas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS),.

Kemudian Prof. Dr. Mamat Ruhimat, M.Pd. dari FPIPS, Prof. Dr. Vismaia Sabariah Damaianti, M.Pd. dari FPBS, Prof. Dr. Berliana, M.Pd. dari Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK), serta Prof. Dr. Raden Boyke Mulyana, M.Pd. dari FPOK.

Dalam pidato pengukuhannya Prof. Dr. Epon Ningrum, M.Pd. akan mengangkat tema “Memperkuat Peran Pendidikan Geografi Dalam Membangun Generasi Literasi Bencana.”

Epon mengatakan secara geologis, geografis, maupun secara astronomis,
wilayah kesatuan NKRI ini berada pada wilayah yang berpotensi bencana.

“Karena itu sangat penting bagi siswa atau bagi kita semua untuk memiliki suatu kebiasaan atau kita sebut dengan budaya bencana. Dan budaya bencana itu dapat dibentuk dan dikembangkan melalui siswa-siswa yang ada di SMA,” ujarnya.

Epon menambahkan pembelajaran geografi pada dasarnya adalah mempersiapkan siswa memiliki literasi bencana, karena pada hakekatnya pembelajaran geografi adalah berbicara tentang geosfer, yang terdiri dari atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer.

Baca Juga  UPI Gelar Lomba Simulasi Mengajar tingkat Nasional Bagi Mahasiswa PTN/PTS

“Dan itu merupakan satu kesatuan yang mungkin saja menciptakan suatu fenomena alam yang indah dan subur, atau juga memiliki potensi bencana,” ucap Epon.

Sementara itu Guru Prof. Dr. Berliana, M.Pd. akan mengangkat tema “Olahraga Sebagai Sarana Emansipasi Dan Inklusi Sosial Perempuan.”

Ia menyoroti kecilnya jumlah perempuan yang bermain di lapang olahraga.
“Alasannya perempuan itu selalu dibesar-besarkan dengan kodrat perempuan. Budaya atau adat istiadat di keluarga juga terkadang melarang anak perempuan melakukan hal-hal yang maskulin,” ucap Berliana.

Selain itu ia juga menyayangkan masih adanya orang tua yang memiliki pemikiran, bahwa anak perempuan tidak perlu olahraga dan cukup duduk manis dijemput suami.

“Dalam konteks mencintai olahraga sering sekali terdengar jawaban miring, seperti perempuan tidak usah olahraga, perempuan harus cantik, atau anak perempuan hanya perlu duduk, diam, dan dijemput suami” tuturnya.

Berliana berpendapat peran utama olahraga di sini adalah mempromosikan inklusi sosial.

“Partisipasi aktif perempuan dalam olahraga dibutuhkan, karena minimnya jumlah anak perempuan berolahraga bukan hanya berpengaruh pada benefit olahraga itu sendiri, akan tetapi mempengaruhi keaktifan perempuan di masyarakat,” ujar Berliana.

Sedangkan Prof. Dr. Mamat Ruhimat, M.Pd. mengambil tema “Pemanfaatan Virtual Learning Simulation Untuk Meningkatkan Literasi Geografi Peserta Didik.”

Mamat mengatakan, literasi geografi ini sangat penting bagi penduduk Indonesia.

“Bila bangsa kita tidak mengenal geografi, ini bisa menjadi penyebab kehancuran bangsa, karena bangsa kita tidak memahami wilayah dan karakteristiknya,” ujat Mamat.

Baca Juga  Sherpa Meeting U20, Sekda Jabar Bahas Daya Dukung Perdesaan Terhadap Perkotaan

Dalam penelitiannya, Mamat mencoba untuk membuat objek geosfer, yang dikemas dalam bentuk 360 derajat atau virtual learning simulation.

Menurut Mamat, ini membuat siswa akan dengan mudah memahami materi geografi, tidak lagi hanya secara verbal.

“Ketika berbicara dalamnya laut, bagaimana mengerikannya letupan gunung berapi, dsb, tidak lagi di Bahasa Indonesiakan dalam bentuk sastra. Dengan alat ini pelajaran geografi menjadi lebih komplit,” ucapnya.

Lima guru besar lainnya masing-masing
Prof. Dr. Raden Boyke Mulyana, M.Pd. dalam pidato pengukuhannya mengangkat tema “Pembinaan Usia Muda Dalam Keolahragaan Ditinjau Dari Ilmu Kepelatihan Olahraga”, Prof. Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. tentang “Pengembangan Pendidikan Agama Islam Berbasis Tasawuf Untuk Meningkatkan Religiusitas-Substantif Dan Damai Bagi Mahasiswa,” dan Prof. Dr. Vismaia Sabariah Damaianti, M.Pd. mengusung tema “Membangun Masyarakat Indonesia Yang Literat Untuk Kehidupan Yang Cendekia,”.

Pidato pengukuhan Prof. Dr. Asep Herry Hernawan, M.Pd. bertema “Problematika dan Strategi Meningkatkan Literasi Kurikulum Para Pengembang dan Pelaksana Kurikulum di Tingkat Satuan Pendidikan,” dan Prof. Dr. Dedi Koswara, M.Hum. mengangkat tema “Carita Pantun Sunda dan Orientasinya untuk Pembelajaran Masa Depan.” (Adi)