banner 970x250

Produksi Baterai Kendaraan Listrik akan Dimulai Tahun 2024

Jakarta, BriliaNews.com – Pemerintah terus mendorong pembangunan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV), melalui produksi baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia mulai tahun 2024 mendatang.

Demikian disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam keterangannya, usai rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (13/1/2023).

“Kita sudah membuat beberapa formulasi bahwa pembangunan ekosistem baterai mobil terus berjalan. Dan direncanakan tahun 2024 produksi kita sudah mulai berjalan di semester pertama 2024 yang dibangun oleh LG di Karawang,” ucap Bahlil.

Bahlil mengatakan bahwa konstruksi ekosistem baterai kendaraan listrik dari hulu sampai ke hilir, antara LG Electronics dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) akan dimulai tahun ini.

Baca Juga  Kasus TBC Tinggi Karena Perbaikan Sistem Deteksi dan Pelaporan

Pemerintah dikatakannya akan melakukan pembatasan, terhadap pembangunan smelter yang tidak berorientasi kepada energi hijau.

“Ke depan, kita akan melakukan pembatasan terhadap pembangunan smelter yang tidak berorientasi pada green energy. Ini sebagai bentuk dari kepedulian pemerintah dalam upaya penataan terhadap pembangunan produk, yang berorientasi pada green energy dan green industry,” tutur Bahlil.

Terkait hal itu, kata Bahlil pemerintah sedang mengatur formulasi sweetener, untuk membangun industri kendaraan listrik yang kompetitif.

Pembangunan ekosistem kendaraan listrik, juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.

“Menyangkut dengan mobil, dengan motor, kita lagi mengatur formulasinya tentang sweetener, model apa yang paling pantas dan kompetitif untuk bisa kita bangun. Jadi ke depan yang kita bangun itu adalah ekosistem pembangunan EV dan motor,” ujarnya.

Baca Juga  Kasus Gagal Ginjal pada Anak, Ini Penjelasan Menteri Kesehatan

Bahlil menilai bahwa Indonesia memiliki pangsa pasar kendaraan listrik yang besar. Oleh karena itu, Bahlil menegaskan bahwa kesempatan besar tersebut harus terus terjaga.

“Indonesia nggak boleh kalah, kita punya pasar yang besar. Jangan sampai pasar kita itu dilakukan penetrasi dengan produk-produk dari luar negeri, kita harus jaga. Yang kedua adalah, kita juga mampu melakukan penetrasi pasar ekspor,” tandasnya. (Afr)