banner 970x250

Bio Farma Bantu Warga Terdampak Pembangunan Waduk Jatigede Budidaya Tanaman Pisang

Warga Desa Mekarasih Kabupaten Sumedang Menerima Bibit Pohon Pisang yang merupakan Program TJSL Bio Farma

Sumedang, BriliaNews.com – Bio Farma, induk holding BUMN Farmasi yang beranggotakan Kimia Farma dan Indofarma, membantu masyarakat Desa Mekarasih, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang yang terdampak pembangunan Waduk Jatigede.

Direktur Utama Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir mengatakan, bantuan ini merupakan bentuk komitmen Bio Farma terhadap Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Dalam hal ini Bio Farma mengembangkan program Empowerment sebagai salah satu program TJSL, melalui Program Budidaya tanaman Pisang untuk meningkatkan kearifan lokal dengan pemanfaatan potensi komoditi pisang lokal yang berkembang di Jatigede.

Menurut Honesti pembudidayaan ini menggunakan sistem produksi vaksin, yang juga diterapkan pada Peternak Milenial binaan Bio Farma.

“Program budidaya pisang yang kami terapkan hampir sama dengan program Re-Grass yang diterapkan kepada Peternak Milenial binaan Bio Farma, yaitu mengadopsi sistem produksi vaksin, dimana ada master seed dan working seed,” kata Honesti dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/1/2023).

Baca Juga  Dukung Kesehatan Mental Selama Pandemi, Pikobar Kini Punya Fitur Konsultasi Jiwa

Ia menjelaskan, Master seed adalah pengumpulan bibit terbaik sehingga menjadi media pembenihan bibit unggul untuk kemudian diperbanyak di area working seed.

“Di area working seed itu yang nantinya akan dikembangkan, menjadi tanaman budidaya pisang bagi masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Divisi TJSL, Tjut Vina menuturkan pisang lokal di Jatigede tumbuh dan berkembang baik, namun belum dikembangkan secara maksimal.

Masyarakat di wilayah binaan belum mampu memaksimalkan potensi dari keberlimpahan komoditas tersebut.

“Program ini difokuskan kepada cara pertanian terpadu melalui sistem multiple cropping, sehingga komoditas pertanian di wilayah Jatigede meningkat secara produktivitas dan kualitas,” tuturnya.

Vina menambahkan, potensi hasil pisang yang dikelola oleh masyarakat Jatigede walaupun belum menerapkan teknologi budidaya yang standar atau sesuai GAP (Good Agriculture Practice), tetap memberikan hasil panen namun dengan kualitas yang sangat bervariasi.

“Beragamnya hasil panen karena memang masyarakat belum sepenuhnya sadar akan penerapan teknologi standar tersebut,” tutur Vina.

Baca Juga  Siti Winangun Desa Wisata yang "Layak Jual"

Vina menuturkan, saat ini ada 5 kultivar pisang unggul yang dapat dijadikan sumber bibit unggul, yaitu kultivar pisang raja bulu, pisang dongdot, pisang roid, pisang kapas, dan pisang kepok.

Vina menambahkan Budidaya Pisang yang merupakan tanaman plan by design, dikembangkan agar memiliki nilai ekonomi, sehingga membuat masyarakat setempat bisa mandiri.

“Bio Farma bersama pemerintah setempat dan menggandeng expertise dari akademisi,
bersama-sama mengomptimalkan potensi kelompok tani desa Mekarasih Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang, agar memiliki kemandirian dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada di wilayahnya,” tutupnya. (Adi)