banner 970x250

Sekitar 2 Miliar Penduduk Dunia Idap Obesitas

Jakarta, BriliaNews.com – Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, obesitas menjadi faktor risiko terhadap penyakit-penyakit tidak menular antara lain diabetes, jantung, kanker, hipertensi, penyakit metabolik dan non metabolik lainnya, serta berkontribusi sebagai penyebab kematian tertinggi.

”Obesitas merupakan masalah global, diidap oleh sekitar 2 miliar penduduk dunia dan mengancam kesehatan masyarakat termasuk di Indonesia. Pada tahun 2030 itu diperkirakan 1 dari 5 wanita dan 1 dari 7 pria akan hidup dengan obesitas,” ujar Maxi pada konferensi pers Hari Obesitas Sedunia 2023, Senin (6/3/2023).

Pemerintah telah mengatur kandungan gula, garam, dan lemak pada produk makanan olahan maupun makanan siap saji. Ini merupakan salah satu upaya pemerintah, dalam mengatasi obesitas dan menghindari komplikasi.

Sementara itu Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dr. Eva Susanti mengungkapkan, permasalahan obesitas ini harus melibatkan lintas sektor.

”Sudah ada Perpres tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, agar masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang sehat dan berdaya guna,” ucapnya.

Obesitas dapat terjadi di semua umur. Obesitas pada anak didiagnostik dengan antropometri melalui penimbangan berat badan, pengukuran panjang atau tinggi badan, lalu menghitung indeks massa tubuh dengan rumus BB/TB dalam meter.

Baca Juga  Pemkot Bandung Sosialisasikan Bahaya Asbes Bagi Kesehatan

Menurut dr. Winra Pratita dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), obesitas pada anak dapat dicegah dengan memberi makanan yang sehat, mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, dan karbohidrat yang seimbang. Jangan berlebihan dan harus sesuai porsinya.

”Selanjutnya mengurangi konsumsi gula dan lebih mengutamakan minum air putih, dibandingkan minum minuman kemasan yang mengandung gula tinggi. Disamping itu melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, untuk anak bisa dengan cara mengajak bermain,” ucap dr. Winra.

Selain itu, pastikan anak cukup tidur. Untuk anak usia 4-12 bulan setidaknya tidur 12-16 jam, untuk anak usia 1-2 tahun tidur 11-14 jam, untuk anak usia 3-5 tahun tidur 10-13 jam, untuk anak 6-12 tahun tidur 9-12 jam, dan anak remaja usia 13-18 tahun itu tidur 8-10 jam.

”Kalau sudah obesitas yang harus dilakukan adalah perlu pemantauan supaya tidak terjadi komplikasi,” tutur dr. Winra.

Sedangkan obesitas pada orang dewasa dapat memengaruhi kesuburan.

Baca Juga  Setda Jabar Lakukan Penyesuaian Sistem Kerja PNS

dr. Nurul Ratna Mutu Manikam dari
Himpunan Studi Obesitas Indonesia (Hisobi) mengatakan, hormon estrogen dalam tubuh menyimpan massa lemak tubuh. Tubuh manusia dapat menyimpan lemak dalam jumlah tak terbatas.

Dengan penyimpanan lemak yang sangat banyak dalam tubuh, memberikan respons peningkatan kerja dari hormon estrogen.

”Ini yang menyebabkan kenapa kesuburan itu terganggu karena simpanan lemak terlalu tinggi.

Disamping itu lemak yang terlalu tinggi mengeluarkan sisa-sisa negatif bagi tubuh yang akan mempengaruhi proses mekanisme endokrin atau proses hormonal dalam tubuh, sehingga mempengaruhi siklus menstruasi, siklus kesuburannya juga terpengaruh,” ujar dr. Nurul.

Selain itu jumlah akumulasi lemak di dalam perut juga secara mekanik menyebabkan tuba dalam rahim, menjadi sempit sehingga proses fertilisasinya akan terganggu.

(Afr)