banner 970x250

Sampah Kembali Jadi Masalah, Komisi C DPRD Kota Bandung Minta Kang Pisman Dioptimalkan

Kota Bandung, BriliaNews.com – Komisi C DPRD Kota Bandung melakukan rapat kerja membahas penanganan darurat sampah bersama Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Rabu, (3/5/2023).

Rapat dipimpin oleh Ketua Komisi C DPRD Kota Bandung, Yudi Cahyadi, S. IP., dan dihadiri Wakil Ketua DPRD Kota Bandung, Ir. H. Agus Gunawan, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Bandung, drg. Maya Himawati, juga anggota Komisi C DPRD Kota Bandung, Aan Andi Purnama, S.E., Asep Mahyudin, S.Ag., Rendiana Awangga, Sandi Muharam, S.E., dan Iman Lestariyono, S.Si.

Menurut Yudi, rapat digelar karena terjadi lonjakan sampah pasca Idulfitri di Kota Bandung.

“Pasca Idulfitri terjadi lonjakan sampah, sehingga melampaui daya tampung Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Hal itu terjadi di 55 TPS di Kota Bandung dari seluruhnya 135 TPS, akibat terkendala pengangkutan ke TPA Sarimukti, ” kata Yudi.

Lebih lanjut dijelaskan Yudi, awalnya Sarimukti digunakan sebagai Tempat Pembuangan Ahir (TPA) sampah, untuk penanggulangan darurat sampah sebagai solusi dalam mengatasi krisis pengelolaan sampah pascs longsornya TPA Leuwigajah pada 21 Februari 2005. Namun kenaikan volume sampah pun terus berlanjut dari tahun 2005 sampai tahun ini.

“TPA Sarimukti ini banyak disumbang dari sampah dari Kota Bandung. Untuk keadaan darurat ini kami mencari lahan penimbunan sementara, memilih eks TPA cicabe. Sama seperti dulu pernah dipakai Bandung saat darurat sampah di tahun 2005. Ini telah berkoordinasi dengan pihak provinsi, mungkin ke depannya bakal ke TPA Sarimukti lagi,” jelas Yudi.

Baca Juga  Hari Indonesia Menabung, OJK Ajak Pelajar Kenali Keuangan

Menurut Yudi, dari jumlah harian sampah di kota Bandung yakni 1.500 ton, masih ada sekitar 150 ton yang tertumpuk di TPS dan belum bisa diangkut.

Untuk itu, Yudi mengusulkan optimalisasi program-program pengelolaan sampah yang sudah pernah dilakukan di Kota Bandung, salah satunya Kang Pisman.

“Momentum kedaruratan ini kita manfaatkan untuk pengelolahan sampah ini di skala TPS lingkungan RW dan lain-lain. Kita bisa optimalkan dengan Kang Pisman aja lumayan 10 persen. Jangka pendek memang tidak efektif namun jangka panjang ini akan terasa,” ujar Yudi.

Yudi pun memastikan Komisi C akan terus mendukung berbagai solusi terkait darurat sampah.

“Sisi anggaran ini kita bisa optimalkan dengan data-data argumen yang memadai. Dan yang belum terlihat dari operasional belum memadai. Dan ini perlu dioptimalkan. Ke depannya akan kita lihat dulu, mesin insinerator di wilayah-wilayah yang sudah punya,” kata Yudi.

Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi C, Maya Himawati mengingatkan perlunya antisipasi penumpukan sampah pasca lebaran.

“Sebelum lebaran masih ada sekian ratus ton belum terangkut, harusnya sebelum lebaran ada persiapan seperti apa, karena perkiraan pas setelah Ramadan pasti lebih banyak. Apakah armada tidak memadai atau alat berat tidak sesuai standar yang dibutuhkan. Jika ini masalahnya, kita Komisi C pasti akan terus mendukung program penanggulangan (penumpukan sampah) ini,” kata Maya.

Baca Juga  Jabar Raih Penghargaan dari BKKBN

Sementara Anggota Komisi C lainnya, Awangga menandaskan, harus ada kepastian sampai kapan TPA Cicabe akan dipakai.

“Perlu ada kepastiannya, berapa sih sampah eksisting yang belum diangkut, berapa lama dan daya tampung TPS Cicabe serta sampai berapa lama persampahan yang ada di TPS lain yang belum terangkut,” tutur Awangga.

Guna mengatasi permasalahan tersebut, kata dia perlu terobosan teknologi, karena pengelolaan sampah di Kota Bandung saat ini masih dilakukan secara konvensional.

“Pengelolaan sampah di Kota Bandung masih banyak yang konvensional. Dulu ada perda di RDTR terkait mesin generator. Kondisi saat ini sudah jauh lebih canggih, insinerator mesin pengelolaan sampah. Apakah pernah ada kajian rencana ke arah sana dan target untuk pengelolaan sampah konvensional ke alat yang lebih canggih,” kata Awangga.

pewarta : Adi
Editor : Afrida