banner 970x250

Hasil Survei IPRC: Prabowo dan Ridwan Kamil Pilihan Teratas Capres 2024 dan Cagub 2023

Hasil Penelitian IPRC Prabowo dan Ridwan Kamil Pilihan Teratas Capres 2024 dan Cagub 2023
Hasil Penelitian IPRC Prabowo dan Ridwan Kamil Pilihan Teratas Capres 2024 dan Cagub 2023

Bandung, Brilianews.com – Prabowo Subianto menduduki urutan teratas pilihan responden untuk Pemilu Presiden 2024 dan Ridwan Kamil pada Pemilu Gubernur (Pilgub) Jabar 2023 dalam survei yang dilakukan Indonesian Politics Research dan Consulting (IPRC) pada April 2021.

Survei dilakukan di 9 Kabupaten/Kota di Jawa Barat yakni kota Depok, Bekasi dan kota Bogor, kabupaten Purwakarta, Karawang, Cirebon, Ciamis, Garut dan Tasikmalaya, mulai tanggal 20-30 April 2021, dengan 396 responden.

“Jika pemilihan presiden (pilres) dan pemilihan gubernur (pilgub) dilakukan hari ini, masyarakat 9 kabupaten/kota di Jawa Barat (Jabar) memilih Prabowo Subianto sebagai Presiden dan Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jabar, ” kata
Direktur Riset IPRC Leo Agustino pada acara Rilis Survey IPRC bertema Demokrasi dan Kontestasi Politik 2024 Persepsi Publik di 9 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat, Sabtu (8/5/2021).

Menurut Leo, berdasarkan hasil survei dengan pertanyaan terbuka, 51,8% masyarakat masih belum memiliki pilihan untuk pilpres. Walau begitu lima besar teratas ialah Prabowo Subianto, Joko Widodo, Ridwan Kamil, Anies Baswedan, dan Gatot Nurmantyo.

“Prabowo dengan perolehan persentase 13,1%, Jokowi 10,4%, Ridwan Kamil 7,1%, Anies Baswedan 6,8%, dan Gatot Nurmantyo 2,5%,” ucapnya.

Hasil Penelitian IPRC Prabowo dan Ridwan Kamil Pilihan Teratas Capres 2024 dan Cagub 2023
Hasil Penelitian IPRC Prabowo dan Ridwan Kamil Pilihan Teratas Capres 2024 dan Cagub 2023

Leo menambahkan, adanya nama Joko Widodo di nomor dua, menarik perhatian dan menjadi bahan diskusi di dalam IPRC sendiri.

Baca Juga  Rakor Lintas Sektoral, Bey Machmudin Harapkan Libur Nataru Jabar Kondusif

“Tapi diluar itu yang menarik adalah ada nama Pak Joko Widodo di nomor urut dua. Pak Joko Widodo mendapatkan persentase 10,4%. Ini juga menjadi pertanyaan dan diskusi panjang di IPRC, kok kenapa tiba-tiba nama Joko Widodo muncul menjadi pilihan nomor dua, ” ujarnya.

Menurutnya, ini menjadi menarik karena beberapa waktu yang lalu, genderang atau isu terkait dengan presiden tiga periode itu menjadi sesuatu yang booming.

Untuk pilgub sendiri, Leo menjelaskan, sama dengan pilpres, sebagian besar masyarakat yaitu 52,3% juga belum memiliki pilihan pasti siapa yang mereka inginkan sebagai gubernur Jawa Barat. Nama yang berada di urutan teratas pun masih merupakan nama-nama lama, yaitu Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, Deddy Mizwar, Ahmad Syaikhu, dan Dede Yusuf.

“Kita masih melihat nama-nama lama sebetulnya. Ada Ridwan Kamil 28%, kemudian Dedi Mulyadi 4,8%, Deddy Mizwar 2,8%, Ahmad Syaikhu 2,5%, dan Dede Yusuf 1.8%,” tuturnya.

Pada survei pilgub ini juga ada hal yang menarik, yaitu munculnya dua nama perempuan pada urutan ke delapan dan sembilan, yaitu Desi Ratnasari dan Airin Rachmi Diany.

“Tetapi yang menarik adalah pemain dari provinsi lain, Walikota Tangsel (Tanggerang Selatan), Airin Rachmi Diany,” ucapnya.

Menanggapi hasil survei ini, Guru Besar Politik dan Keamanan UNPAD Prof. Muradi menyampaikan, potensi calon lain bergantung kepada petahana sendiri.

Baca Juga  Dukung Penanganan Covid-19, Pedagang Pasar Jatayu Bandung Dirikan Posko Mandiri

“Kalau pilgub saya kira memang bergantung Pak RK (Ridwan Kamil). Kalau Pak RK kemudian tidak memilih lagi untuk (maju) di pilgub, maka potensi calon lain itu besar terutama misalnya newcomer,” tuturnya.

Prof. Muradi menambahkan, untuk pilpres, ada keunikan karena di 9 Kab./Kota, mereka cenderung memilih calon yang sama dengan referensi politik mereka di 2019.

“Referensi politik mereka 2018, 2019, 2020 sama. Makanya kemudian nama Prabowo masih di atas,” ucapnya.

Menurut Prof. Muradi, masyarakat masih melihat Prabowo sebagai representasi dari tokoh-tokoh keagamaan. Referensinya adalah 212, dimana Prabowo saat itu ikut berorasi.

Pilpres ke depan pun , tuturnya, bisa berubah terkait keputusan Ridwan Kamil akan maju sebagai gubernur lagi dan juga keputusan Jokowi terkait masa jabatan tiga periode.

“Kalau isu tiga periode nggak jadi, peluangnya besar. Kalau jadi, ini rumit. Semua dari nol lagi dan peluang RK untuk bisa minimal nomer 2 di nasional saya kira ada,” tutupnya. (Adi)