banner 970x250

Triwulan III – 2023, Pertumbuhan Ekonomi Jabar Melambat, Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil

Kota Bandung, BriliaNews.com – Bank Indonesia Jawa Barat (Jabar) bersama Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jabar, menyampaikan update kondisi perekonomian dan sektor jasa keuangan Jabar Triwulan III (Q3) Tahun 2023.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Erwin Gunawan Hutapea mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Jabar pada triwulan III (Q3), menurun dibandingkan triwulan II.

“Di Jawa Barat perekonomian pada Q2 itu tumbuh 5,25%, kita tumbuh paling tinggi di Pulau Jawa. Sekarang kita tumbuh 4,57%, lebih rendah daripada nasional (4,94%), dan lebih rendah daripada Jawa (4,83%). Walau begitu overall angka 4,57% itu, masih berada di tengah,” kata Erwin di Kota Bandung, Kamis (15/11/2023).

Ia mengungkapkan, terjadinya penurunan ini sesuai dengan perkiraan, karena motor penggerak perekonomian, yaitu adanya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) di kuartal III itu tidak ada.

“Kalau kita melihat kondisi di Jabar, motor perekonomian kita adalah konsumsi rumah tangga dan investasi,” jelasnya.

Tidak hanya itu, tambah Erwin, konsumsi pemerintah, yang juga mendorong pertumbuhan ekonomi, turut mengalami pelambatan di kuartal III.

“Walau begitu, kalau kita lihat di 2023 Q4, kita cukup optimis karena ada event HBKN Nataru (Natal dan Tahun Baru), sehingga konsumsi rumah tangga kita harapkan menguat,” tuturnya.

Di sisa Q4 ini juga, ungkap Erwin, belanja pemerintah menjelang akhir tahun akan terus kita dorong, agar pertumbuhan ekonomi setidaknya sampai dengan seluruh tahun 2023 ini bisa berada di dalam rentang kisaran 4,7-5,5%.

Baca Juga  Jawa Barat Aktivasi Layanan Sahabat Perempuan dan Anak 129 Terintegrasi dengan Sapawarga

Kemudian, lanjut Erwin, salah satu faktor yang juga men drag down pertumbuhan ekonomi kita di 2023, Q3 adalah El Nino.

“Sektor pertanian yang berkontribusi di atas 10%, pertumbuhannya minus (-1,9%),” tutur Erwin.

Ia menjelaskan, pertanian di Jawa Barat itu sangat bergantung kepada padi, dimana pertumbuhan produksi padi kita dikarenakan El Nino di Q3 ini mengalami penurunan.

“Alhamdulillah selama hampir dua minggu terakhir sudah mulai hujan, sehingga mudah-mudahan di Q4 2023 dan Q1 2024 kita akan berhasil keluar dari persoalan yang kita hadapi, setidaknya selama dua kuartal terakhir terkait dengan sektor pertanian,” ujar Erwin.

Sementara di sektor Jasa Keuangan Jawa Barat masih tetap stabil, meskipun di tengah ketidakpastian global.

Kepala Kantor OJK Provinsi Jabar Indarto Budiwitono mengatakan, di sektor
perbankan pada September 2023, kredit/pembiayaan perbankan Jabar bertumbuh sebesar 6,85 persen yoy (Agustus 2023: 7,41 persen yoy) menjadi Rp594,95 triliun, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor listrik, gas, dan air (66,30 persen yoy).

Dari perolehan market share, kepemilikan rumah tinggal masih mencatatkan porsi tertinggi, sebesar 26,40 persen diikuti perdagangan 18,50 persen dan pembiayaan multiguna 17,60 persen.

“Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan Jabar pada September 2023 bertumbuh sebesar 3,66 persen yoy (Agustus 2023: 2,97 persen yoy) menjadi sebesar Rp652,97 triliun,” ujarnya.

Baca Juga  Bank Jambi Resmi Jadi Anggota KUB Bank BJB

Indarto mengungkapkan, Sektor Perbankan syariah di Jabar pun, mencatatkan kinerja yang lebih tinggi dibanding perbankan konvensional.

“Pembiayaan perbankan syariah di Jabar per September 2023 mencapai Rp64,08 triliun dan tumbuh 14,57 persen yoy,” ungkapnya.

Market share pembiayaan perbankan syariah, dikatakannya juga terus menunjukkan tren kenaikan, dari sebesar 7,99 persen pada tahun 2019 (sebelum pandemi Covid-19) menjadi 9,72 persen per September 2023.

Sedangkan sektor industri keuangan non bank pada perusahaan pembiayaan, outstanding piutang bertumbuh sebesar 11,62 persen yoy di September 2023 (Agustus 2023: 12,30 persen yoy) menjadi sebesar Rp72,8 triliun, lebih besar dibandingkan masa pandemi yang sempat bertumbuh negatif di akhir tahun 2021.

“Sementara untuk Fintech Peer to Peer (P2P) Lending, Jawa Barat masih menjadi Provinsi dengan outstanding pinjaman terbesar Nasional, dengan pertumbuhan pinjaman sebesar 23,38 persen yoy yaitu mencapai Rp14,80 triliun dengan jumlah penerima sebanyak 5,56 juta rekening,” ujar Indarto.

Pewarta : Adi
Editor : Afrida