banner 970x250

PMM di UPI, Mahasiswa Belajar Menguatkan Kebhinekaan dan Kontribusi Sosial Bagi Masyarakat

Kota Bandung, BriliaNews.com – Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. Didi Sukyadi, MA menutup program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) gelombang 3 dengan skema inbound di UPI, Jumat (12/1/2024).

Pada PMM gelombang 3 dengan skema inbound ini, UPI menerima 487 peserta mahasiswa dari berbagai universitas seluruh Indonesia dari Sabang hingga Merauke.

“Program ini merupakan salah satu flagshipnya progam Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Kemendikbud,” kata Prof. Dr. Didi Sukyadi kepada wartawan usai menutup program PMM di gedung Achmad Sanusi jalan Setiabudhi kota Bandung.

Didi menjelaskan, pada PMM gelombang 3 di UPI, peserta mengikuti perkuliahan selama 1 semester dan menyelesaikan rangkaian program modul nusantara dengan kegiatan kebhinekaan, refleksi, inspirasi dan kegiatan sosial kemasyarakatan.

Selain itu, mereka juga mengikuti kegiatan non perkuliahan untuk pengembangan karakter dan pengenalan wilayah Jawa Barat, baik dari sisi budaya maupun secara geografis.

“Kemudian mereka belajar juga kegiatan yang lain, misalnya kesenian serta kunjungan ke tempat-tempat tertentu dan pengenalan makanan,” tutur Didi Sukyadi.

Terkait perkuliahan, disesuaikan dengan prodi yang relevan dengan prodi asal masing-masing peserta.

“Kemudian mereka belajar seperti biasa, dengan dosen di sini. Setelah itu mereka akan mendapatkan nilai, dimana nilai tersebut akan diakui oleh kampus mereka masing-masing dengan rekognisi 20 SKS,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan jumlah peserta PMM gelombang 3 di UPI, sebanyak 487 mahasiswa, menempati urutan ke dua setelah Universitas Padjadjaran (UNPAD) sebanyak 1.250 peserta.

“Kenapa kita masih sedikit dan perbedaannya jauh sekali, itu karena kita dianjurkan untuk memberi akomodasi asrama, sementara asrama kita jumlahnya terbatas. Oleh karena itu yang bisa kita tampung hanya 487 mahasiswa,” ujar Didi.

Menurutnya untuk program PMM gelombang 4 pun, kuota peserta sama dengan PMM gelombang 3, yaitu 500 peserta dan saat ini sudah terdaftar 486 peserta.

Baca Juga  Hampir 25 Ribu Peserta Ikuti UTBK Gelombang II di UPI, Hasil Tes Diumumkan 13 Juni 2024

“Mereka sudah punya tiket, dan tanggal kedatangan mereka ke sini juga sudah ada. Kami juga akan menempatkan mereka seperti gelombang sebelumnya, di dormitory atau asrama,” ujarnya.

Didi berharap, dengan mengikuti program PMM para peserta bisa memperluas ilmu pengetahuan mereka, baik dalam pengalaman berkuliah di UPI, pengalaman bermasyarakat, pengetahuan tentang daerah, maupun keberagaman dari Indonesia itu sendiri.

“Semoga mereka lebih mengenal Sunda dan Jawa Barat, serta Indonesia karena Indonesia itu luas, Indonesia itu sangat beragam. Mudah-mudahan nanti dapat mempererat rasa persatuan dan kebangsaan di Indonesia yang amat berbhineka ini,” ucapnya.

Sementara itu Koordinator Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) UPI sekaligus Direktur Direktorat Pendidikan UPI, Dr. rer. nat. Asep Supriatna, M.Si mengatakan, program PMM gelombang 3 di UPI, memberikan ruang kepada mahasiswa untuk mengambil dan mendalami berbagai mata kuliah yang disukai dan sesuai dengan keinginan mahasiswa.

“Selain itu, program ini juga berhasil dan sukses memberikan pengalaman dalam meningkatkan wawasan mahasiswa di Indonesia tentang konsep diri dan manajemen diri, Bhinneka Tunggal Ika, refleksi dan inspirasi, membangun kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan,” ucap Asep.

Modul Nusantara

Salah satu kegiatan yang diikuti peserta PMM 3 di UPI, adalah pelaksanaan modul nusantara yang dibimbing oleh Dr. Saepul Anwar, S.Pd.I., M.Ag. selaku dosen modul nusantara, serta Putri Utami Asrianti selaku liaison officer (LO).

Pada modul tersebut, peserta melaksanakan kegiatan refleksi yang berisi materi dan diskusi pengenalan diri, pengenalan lingkungan sosial, serta membuat makanan khas daerah nusantara.

“Ada juga kegiatan inspirasi dengan menyelenggarakan talkshow inspiratif menjadi pemuda yang berdampak, serta kegiatan bincang asyik tentang pendidikan multikultural dengan penggagas sekolah multikultural di daerah Pangandaran,” ucap Putri Utami.

Baca Juga  Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen di Jabar Menyesuaikan Evaluasi Nataru

Ia mengungkapkan, program ini menarik, karena para mahasiswa mengikuti kegiatan kbhinekaan dengan melakukan kunjungan ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Jawa Barat untuk meningkatkan dan membiasakan berliterasi utamanya literasi kebhinekaan.

Selain itu, peserta juga melakukan kunjungan ke Kampung Toleransi Kota Bandung dalam rangka memahami pentingnya sikap toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.

“Para mahasiswa belajar untuk saling menghargai dan memahami orang-orang yang berbeda keyakinan tapi bisa hidup rukun dan damai,” tuturnya.

Lebih lanjut Putri Utami Asrianti mengungkapkan, para mahasiswa juga mengikuti berbagai kegiatan menarik lainnya, seperti bedah film untuk menggali makna dari film inspiratif, mengenal heritage bersejarah di Taman Hutan Raya Ir. Djuanda Bandung, Amazing Art Wold serta berkunjung ke Saung Udjo untuk mengenal budaya dalam negeri dan luar negeri serta mengenal dan melestarikan budaya Angklung.

Pada akhir kegiatan, para mahasiswa juga telah mengikuti kegiatan sosial salah satunya di Yayasan Anak Jalanan (Yayasan Bagea). Tujuan kegiatan ini membantu masyarakat menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi serta memberikan kepedulian kepada anak-anak jalanan di Kota Bandung yang belajar di Yayasan Bagea. Yayasan ini bergerak dalam pencegahan serta penanganan masalah anak secara mandiri bagi anak terlantar dan anak jalanan melalui pendidikan, kesehatan, dan gerakan sosial masyarakat.

Pewarta : Adi
Editor       : Afrida