banner 970x250

Presiden Iran Tewas Pada Kecelakaan Helikopter, Israel dan Amerika Nyatakan Tidak Terlibat

Dubai, BriliaNews.com – Presiden Iran Ebrahim Raisi, tewas dalam kecelakaan helikopter di daerah pegunungan hutan Dizmar, antara Kota Varzagan dan Jolfa di Provinsi Azerbaijan Timur, Minggu (20/5/2024) waktu setempat.

Dikutip dari Reuters, Kecelakaan tersebut terjadi saat kabut, cuaca sedang buruk. Bangkai helikopter yang terbakar, ditemukan keesokan harinya setelah melakukan pencarian semalaman dalam kondisi badai salju.

Ebrahim meninggal bersama enam orang penumpang dan crew lainnya.

Berdasarkan keterangan resmi dari Islamic Republic News Agency (IRNA), Pemimpin Tertinggi Khamenei, yang memegang tonggak kekuasaan tertinggi terkait kebijakan luar negeri dan program nuklir Iran mengatakan, Wakil Presiden Pertama Mohammad Mokhber akan menjadi president sementara.

Baca Juga  Tinjau Kampung Jeruk di Kabupaten Karo, Presiden : Petani Perlu Pendampingan

Sejak sekutu Iran, Hamas, menyerang Israel pada 7 Oktober lalu, yang memicu serangan Israel di Gaza, konflik yang melibatkan kelompok-kelompok yang sejalan dengan Iran telah meletus di seluruh Timur Tengah.

Menanggapi kabar tersebut, seorang pejabat Israel yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa Israel tidak terlibat dalam kecelakaan tersebut.

Sekretaris Pertahanan Amerika Lloyd Austin juga menegaskan, pihaknya tidak mengetahui penyebab kecelakaan tersebut. Tidak hanya itu, ia juga menegaskan Amerika Serikat tidak ada andil dalam kecelakaan ini.

Berdasarkan ketentuan Republik Islam, presiden yang baru harus diadakan dalam kurun waktu 50 hari.
Kandidat akan diperiksa oleh Guardian Council, sebuat lembaga garis keras yang seringkali mendiskualifikasi pejabat konservatif dan moderat, menjadikan kebijakan Iran kemungkinan besar tidak akan berubah.

Baca Juga  10 Kopi Terbaik Jawa Barat Tampil di Ajang World of Coffee di Milan Italia

“Disaat Iran memilih presiden baru, kami menegaskan dukungan kami kepada rakyat Iran dan kesulitan mereka terhadap hak asasi manusia dan kebebasan mendasar,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Matthew Miller, ketika Amerika Serikat menyampaikan “ucapan belasungkawa resminya”.

Editor : Adi