banner 970x250

BPS : Tingkat Kemiskinan di Jabar per Maret 2024 Membaik

Kota Bandung, BriliaNews.com – Tingkat kemiskinan di Jawa Barat per Maret 2024 membaik bila dibandingkan Maret 2023, namun kedalaman dan keparahan kemiskinan menunjukan kondisi yang menurun.

Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Barat Marsudijono mengungkapkan, berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2024, presentase penduduk miskin di Jawa Barat per Maret 2024 turun 0,16 persen menjadi 7,46 persen.

“Jumlah penduduk miskin per Maret 2024, berkurang 39,93 ribu orang menjadi 3,85 juta orang,” kata
Marsudijono pada Rilis Statistik BPS Provinsi Jabar, di Kota Bandung, Senin (1/7/2024).

Menurutnya, tingkat kemiskinan ini berkaitan dengan kondisi ekonomi makro di Jawa Barat yang cenderung positif, seperti inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi Jabar yang tumbuh solid, menurunnya tingkat pengangguran terbuka dan bantuan sosial yang dikucurkan pada Januari-Maret 2024.

Namun demikian, ada catatan terkait komoditas yang menjadi penahan menurunnya tingkat kemiskinan, yaitu kenaikan harga komoditas pokok selama Maret 2023-Maret 2024.

“Komoditas tersebut adalah beras naik 20,26 persen, telur ayam ras naik 11,85 persen, cabai merah bahkan sampai naik hingga 51, 87 persen,” tuturnya.

Baca Juga  31.500 Rumah Tidak Layak Huni di Jabar Dapat Bantuan Program Rutilahu

Dari sisi Garis Kemiskinan, yaitu batasan untuk mengukur mana yang miskin dan tidak, pada Maret 2024, BPS menggunakan garis kemiskinan (GK) sebesar Rp 524.052 per kapita per bulan. Nilai ini naik 5,82 persen dibanding Maret 2023.

Marsudijono mengatakan, ada lima komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap Garis Kemiskinan.

“Dari sisi makanan, yaitu beras, lalu rokok kretek, nah ini yang perlu diwaspadai. Kemudian ada juga komoditas telur ayam ras, daging ayam ras, serta kopi bubuk dan kopi instan yang sifatnya sachet,” ungkapnya.

Untuk non makanan, tambah Marsudijono, sumbangan terbesar ada pada komoditi perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi.

Sementara pada Indeks Kedalaman Kemiskinan, yang mengindikasi rata-rata jarak pengeluaran penduduk miskin terharap garis kemiskinan, naik dari 1,16 pada Maret 2023, menjadi 1,21 pada Maret 2024.

Selain itu, Indeks Keparahan Kemiskinan, yaitu variasi pengeluaran di antara penduduk miskin juga naik dari 0,27 di bulan Maret 2023, menjadi 0,28 pada Maret 2024.

Baca Juga  DPRD Jabar Apresiasi Kinerja BJB Kota Cimahi Ditengah Pandemi Covid-19

“Jadi jaraknya menjadi tinggi, dan variasinya melebar. Karena itu butuh effort yang cukup lumayan untuk mengentaskan kemiskinan dan ketimpangan di Provinsi Jawa Barat,” ujarya.

Menanggapi kondisi tersebut, Pj. Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan ada dua faktor penting dalam mengurangi tingkat kemiskinan di Jawa Barat, yaitu pendidikan dan kesehatan.

“Pendidikan itu penting, dan juga kesehatan itu harus diperhatikan,” sebut Bey.

Ia mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan camat-camat terkait pendidikan dan kesehatan, terutama bagi keluarga prasejahtera.

“Kami sudah berkeliling dengan camat-camat, menitipkan terkait pendidikan untuk anak-anak keluarga pra sejahtera, dan juga kesehatannya. Itu salah satu kunci memperkecil kemiskinan,” tegas Bey.

Pewarta : Adi
Editor : Afrida