banner 970x250

Covid-19 Varian Delta Sudah Masuk ke Sembilan Daerah di Jabar

Covid-19 Varian Delta Sudah Masuk ke Sembilan Daerah di Jabar
Covid-19 Varian Delta Sudah Masuk ke Sembilan Daerah di Jabar

Kota Bandung, Brilianews.com – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil melaporkan, kasus virus COVID-19 varian delta sudah ditemukan di sembilan daerah di Jabar. Hal itu berdasarkan hasil analisis terhadap data pengurutan genom utuh (whole genome sequencing/WGS).

“Dari varian delta, kita melakukan whole genome sequencing. Sudah ada di Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Depok, Kabupaten Karawang dan Subang,” kata Ridwan Kamil dalam jumpa pers secara virtual di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (30/6/2021).

Kang Emil menuturkan, varian delta menular lebih cepat dari jenis virus COVID-19 lainnya. Guna menekan penyebaran varian delta di Jabar, ia mengimbau masyarakat untuk memperkuat penerapan protokol kesehatan (prokes) 5M.

Baca Juga  54 Sekolah di Kota Bandung Siap Kembali Jalani PTMT

“Virus varian delta itu sama, menularnya cepat, ternyata kalau dilawan dengan prokes tidak akan menular,” tuturnya.

Menurut Emil berdasarkan laporan yang ia terima dari Rumah Sakit Borromeus, virus varian delta ternyata sudah mencecar generasi muda. “Varian delta sudah menyerang pasien muda berdasarkan laporan dari RS Borromeus. Tapi, cepat sembuhnya,” katanya.

Menyinggung stok oksigen di Jabar, Emil mengatakan masih aman. Namun, menurutnya, manajemen distribusi oksigen, menjadi tantangan yang harus segera diselesaikan.

“Ketersediaan oksigen mencukupi. Yang menjadi tantangan adalah manajemen distribusi. Di Depok langka, di Bandung melimpah. Sekarang dihitung, kalau bisa kita punya neraca manajemen oksigen dalam seminggu, dua minggu ke depan,” ucapnya.

“Jabar juga turut membantu suplai oksigen ke Jawa Tengah yang alami kekurangan stok,” tambahnya.

Baca Juga  Guru Besar Unpad Muradi : Parpol Tiket Calon Menuju Pilpres 2024

Emil pun mengimbau masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman), untuk tidak berlomba-lomba menstok tabung oksigen.

“Kita dahulukan kepada rumah sakit, yang memang menurut kajian dokter dia perlu menggunakan tabung oksigen. Kalau yang isoman berasumsi sendiri untuk cadangan dan lain-lain nanti menimbulkan kewalahan suplai untuk rumah sakit yang lebih darurat,” ucapnya. (Afr)