banner 970x250

Gubernur Jabar: Waspada Cuaca Ekstrim Hingga Maret 2022

Waspada Cuaca Ekstrim Hingga Maret 2022
Waspada Cuaca Ekstrim Hingga Maret 2022

Kota Bandung, Brilianews.com – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta semua warga untuk mewaspadai cuaca hujan yang lebih tinggi dan tidak biasa hingga Maret 2022.

Ia menyebut dalam rentang waktu tersebut diperkirakan banjir dan longsor akan sering terjadi.

“Saya minta waspada sampai bulan Maret 2022 ada curah hujan yang lebih tinggi dan tidak biasa yang punya potensi longsor dan banjir lebih sering,” kata Ridwan Kamil, di Gedung Sate Bandung, Senin (15/11/2021).

Sebelumnya Gubernur sudah menetapkan status siaga 1 untuk 27 kabupaten kota di Jabar.

Gubernur mengatakan, untuk mengantisipasi bencana akibat cuaca ekstrim tersebut pihaknya meminta aparat kewilayahan untuk menggelar apel rutin kesiapsiagaan bencana.

“Mohon apel siaga dengan muspida untuk kesiapsiagaan terhadap potensi bencana,” pintanya.

Baca Juga  Pemkot Bandung Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng Curah

Ridwan Kamil mencontohkan, peristiwa longsor di Dago Kota Bandung awal November lalu terjadi akibat curah hujan tinggi dan tak biasa. Padahal selama 50 tahun di daerah tersebut tidak pernah terjadi longsor.

“Tadi yang longsor di Dago juga sama, menurut warganya selama 50 tahun tidak pernah terjadi longsoran seperti itu tapi tiba-tiba terjadi,” ujarnya.

Waspada Cuaca Ekstrim Hingga Maret 2022
Waspada Cuaca Ekstrim Hingga Maret 2022

Sebelumnya, Gubernur bersama BPBD Jabar berkesempatan meninjau lokasi longsor di
wilayah RT 01 RW 03 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.

Dalam peristiwa yang terjadi pada 2 November 2021 lalu itu tiga rumah warga mengalami rusak berat dan korban luka.

“Menurut laporan biasanya rawan pergerakan tanah itu di bulan Maret pada saat akumulasi hujan berbulan-bulan. Ini baru di bulan November tanahnya udah serapuh itu,” katanya.

Baca Juga  FKPPI Kota Bandung Terima Hibah Bus dari Pemkot Bandung

Gubernur minta pemda kabupaten/kota melalui dinas – dinasnya aktif memantau titik-titik rawan bencana, seperti sungai dan daerah pergerakan tanah.

Apabila menemukan ada retakan tanah di deretan rumah warga yang lokasinya berada di pinggiran sungai, agar segera dievakuasi.

“Jangan menunggu terjadi korban atau bencana. Warga yang rumahnya berada di daerah tebing untuk relokasi, ” tegasnya. (Afr)