banner 970x250

Aktivitas Vulkanik Gunung Tangkuban Parahu Meningkat, Masyarakat Dilarang Turun ke Kawah Ratu

Kota Bandung, Brilianews.com – Aktivitas Gunung Api Tangkuban Parahu di Jawa Barat, menunjukkan peningkatan.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan, pada 12 Februari 2022 aktivitas Gunungapi tersebut mengeluarkan hembusan gas dari Kawah Ecoma yang berada di dalam Kawah Ratu.

Hembusan gas berwarna putih dengan tekanan sedang, mencapai ketinggian sekitar 100 m dari dasar kawah.

PVMBG menyebutkan hembusan gas diduga terjadi akibat adanya air bawah permukaan atau air yang meresap ke bawah permukaan, kemudian terpanaskan oleh batuan panas di bagian dangkal bawah permukaan kawah dan membentuk akumulasi uap air (steam) bertekanan tinggi.

“Sehingga terjadi “over pressure” dan keluar melalui rekahan sebagai zona lemah, berupa hembusan yang cukup kuat, ” seperti dikutip dari rilis PVMBG, Senin (14/2/2022).

Adapun hembusan berwarna putih mengindikasikan di dominasi oleh uap air. Dinamika aktivitas vulkanik di dekat permukaan seperti ini, dapat terjadi karena adanya perubahan keseimbangan energi yang berasal dari faktor internal maupun eksternal.

Baca Juga  Tinjau Lokasi Banjir Bandang Bogor, Ridwan Kamil Pastikan Penanganan Berjalan Optimal

Faktor internal berasal dari tekanan uap magma yang naik dari kedalaman. Sedangkan faktor eksternal dapat berasal dari curah hujan dan tingkat evaporasi/penguapan.

Dijelaskan, selama 1 Januari – 11 Februari 2022 kegempaan Gunung Tangkuban Parahu ditandai dengan
terekamnya dua kali Gempa Vulkanik Dangkal, satu kali Gempa Frekuensi Rendah, serta 80 kali Gempa
Hembusan.

Dominasi Gempa Hembusan selama periode tersebut, menunjukkan adanya aktivitas hydrothermal di bawah tubuh gunung api.

Disebutkan, energi gempa yang dicerminkan oleh grafik RSAM (real-time seismic amplitude measurement) berfluktuatif dan tidak menunjukkan adanya pola kenaikan pada akhir periode pengamatan.

Pengamatan deformasi dengan menggunakan EDM (Electronic Distance Measurement) tidak menunjukkan adanya gejala inflasi (penggembungan akibat kenaikan fluida) pada tubuh gunung api.

Sementara itu, hujan abu yang lebih tipis dapat menjangkau area yang lebih luas bergantung pada arah dan kecepatan angin.

Namun demikian, potensi bahaya Gunungapi Tangkuban Parahu saat ini masih terlokalisir di dalam kawah dan potensi erupsi besar belum teramati.

Baca Juga  Komunitas Tionghoa Kota Bandung Gagas Mesin Pengolah Sampah Nawasena

Saat ini tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu ditetapkan pada Level I (Normal), dengan rekomendasi agar masyarakat tidak turun ke dasar Kawah Ratu dan tidak mendekati/beraktivitas di sekitar kawah-kawah aktif lain yang berada di Gunung Tangkuban Parahu.

Tingkat aktivitas ini akan dievaluasi kembali selama dua hingga tiga hari ke depan, untuk antisipasi jika terjadi gejala peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.

PVMBG menghimbau masyarakat agar mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh-oleh Badan Geologi melalui PVMBG serta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak benar dan tidak bertanggungjawab.

Badan Geologi akan terus berkoordinasi dengan BNPB, Pemda, dan instansi terkait lainnya.(Ida)