banner 970x250

Pemerintah Pusat Apresiasi Jawa Barat berhasil Turunkan Stunting Melebihi Target Nasional

Subang, Brilianews.com – Kepala Kantor Staf Presiden, Jenderal (Purn) Moeldoko memuji capaian Jawa Barat, dalam menurunkan jumlah anak dengan kondisi gagal tumbuh (stunting).

Menurut mantan panglima TNI itu, jumlah stunting di provinsi yang berbatasan dengan Jakarta ini, sudah berada di bawah angka nasional.

Hal ini disampaikan Moeldoko saat menghadiri apel siaga tim pendamping keluarga, di Kabupaten Subang, Kamis (12/5/2022).

Dia menjelaskan, Presiden Joko Widodo menargetkan pada 2024 mendatang jumlah stunting di Indonesia tinggal 14%.

“Di Jawa Barat sudah 13%, sudah di bawah target nasional,” ujarnya. Oleh karena itu, Moeldoko meminta pemerintah daerah lainnya, menjadikan Jawa Barat sebagai acuan dalam menurunkan jumlah stunting.

“Jawa Barat sudah berhasil, sudah mendahului nasional. Pemerintah daerah supaya melihat Jawa Barat sebagai benchmarking, sebagai upaya untuk memperbaiki stunting apabila daerah-daerah lain belum sesuai,” katanya.

Lebih lanjut, Moeldoko memastikan pemerintah pusat menjadikan penurunan stunting sebagai program strategis nasional.

Baca Juga  Ridwan Kamil Imbau Arteria Dahlan Minta Maaf Kepada Warga Sunda di Nusantara

Kehadiran dirinya di Subang pun, tambah Moeldoko, untuk memastikan upaya-upaya yang diambil tepat sasaran dan berhasil mengurangi jumlah anak dengan kondisi gagal tumbuh.

“Saya hadir untuk mengawal dan memastikan program strategis nasional ini, bisa berjalan dengan baik. Antistunting adalah program strategis nasional, harus dikawal,” katanya.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan, pihaknya melakukan berbagai cara untuk menekan jumlah stunting. Salah satunya dengan menerbitkan peraturan gubernur tentang percepatan penurunan stunting.

“Kita serius. Sebelum perpres Pak Jokowi lahir, pergub sudah mendahului. Setahun sebelumnya terbit pergub percepatan penurunan stunting,” ujarnya seraya memastikan upaya pencegahan dilakukan sejak orangtua memulai pernikahan.

Menurut Emil, stunting terjadi karena beberapa hal seperti minimnya sarana kesehatan, kurang baiknya sanitasi di rumah, pola asuh yang buruk, dan gizi buruk.

“Kami punya ojek makanan balita (omaba), ini salah satu upaya yang bisa mencegah,” katanya.

Baca Juga  Zikir dan Doa Kebangsaan Awali Rangkaian Peringatan HUT ke-77 RI

Melalui omaba, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengirimkan makanan bergizi untuk dikonsumsi anak. “Kami juga punya strategi yang sangat berbasis data. Daerah mana kita jadikan target pencegahan stunting. Apakah ibunya, anaknya. Lalu berbasis rentang usia. 1000 hari pertama jadi rawan,” katanya.

Emil pun memastikan pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat memberi perhatian penuh dalam penanganan stunting ini. “Seperti di Subang, pemdanya memberi 253 motor untuk pendampingan masyarakat. Ini bentuk dukungan dari pemerintah daerah,” ujarnya. (Afr/ Adi)