banner 970x250

Pemprov Jabar Lepas Satu Kontainer Kelapa Parut Produk Exporting Milenial Tujuan Meksiko

Bandung, Brilianews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melepas satu kontainer produk wirausahawan exporting milenial senilai US$ 35.000 dengan negara tujuan Meksiko. Kontainer tersebut berisi kelapa parut produksi CV Coco Indonesia Maju, asal Kabupaten Pangandaran.

“Yang barusan kita lepas adalah produk desiccated coconut atau paling gampangnya adalah kelapa parut dari Pangandaran. Dan ini adalah sesuatu hal yang saya pikir perlu kita dorong bersama-sama, karena potensi kelapanya banyak di Jabar Selatan,” ucap Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Jawa Barat Ferry Sofwan Arif di Gedung Sate, Jumat (1/7/2022).

Ferry mengatakan, kelapa parut ini dibutuhkan untuk bakery atau produk-produk kue dan cookies kering.

Selain kelapa parut, hasil olahan kelapa lainnya yaitu briket arang, juga sudah di ekspor oleh eksportir milenial ke Jerman dan negara-negara Timur Tengah.

Briket arang ini tidak hanya digunakan untuk barbeque, tapi di negara Timur Tengah digunakan untuk shisa yang dihisap secara khusus.

“Briket arang kan berasal dari batok kelapa. Dari kelapa saja sudah sedemikian banyak produk yang bisa kita kembangkan, selain tentu di dalam negeri jadi nata de coco. Artinya banyak produk yang bisa kita kembangkan bersama-sama,” ujarnya.

Ferry menjelaskan hal ini menjadi penting, karena selama ini kita mengira kelapa hanya dikonsumsi segar.

Baca Juga  158 Pasar Rakyat dan 5.409 Pedagang Pasar di Jabar, Telah Menerapkan Digitalisasi

“Ini menjadi sangat penting bahwa produk yang selama ini mungkin tidak terlalu diperhatikan karena kelapa bisa dikonsumsi segar tetapi ternyata bisa kita garap dengan teknologi,” imbuhnya.

Ferry mengatakan, pemerintah Jabar terus mendukung para pelaku usaha termasuk dari kalangan milenial, untuk mengekspor hasil produknya.

Proses ekspor ini tidak harus langsung berukuran satu kontainer untuk sendiri, tapi bisa bergabung dengan pelaku usaha lain.

“Tadi sudah disampaikan oleh PT Pos Logistik bahwa ekspor itu dari hal hal yang kecil. Dari satu kontainer mungkin bisa 10 pelaku usaha, nanti lambat laun akan seperti Pa Yose ini, satu kontainer sendiri khusus mengirim produk yang dihasilkan oleh Pa Yose,” ujar Ferry.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat Iendra Sofyan mengatakan, ekportir milenial ini merupakan bagian dari program Export Coaching Program (ECP) yang di dukung Pemprov Jabar.

“Program ini merupakan program unggulan dari pemprov jabar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan,” ujar Iendra.

“Yang mendasari program ini, yang pertama bahwa nilai ekspor Jabar terbesar di Indonesia, meskipun dalam pandemi Covid. Yang kedua, masih dikuasai oleh manufaktur 98%. Jadi yang 2% itu yang pontensi untuk IKM, ” tuturnya.

Selain itu, Iendra menambahkan, di sisi lain, kita memang punya potensi kaum milenial ini cukup banyak.

Baca Juga  Jika Tidak Ingin Kena Sanksi, Ikuti Larangan Mudik Lebaran

“Generasi Z dan milenial di Jabar itu cukup besar, hampir 50%. Kemudian sumber daya alam kita juga cukup besar,” tutur Iendra.

Iendra menjelaskan, program ini sudah dimulai sejak tahun 2019, namun terhenti tahun 2020. Tahun 2021 baru kembali berjalan, dan 2022 juga kita jalan lagi.

“Untuk tahun ini, April-Juni ini kita sudah ekspor sebesar US$158.344, dan sudah mengekspor sebanyak sembilan komoditi, atau setara dengan 2,95 milyar rupiah. Ada sembilan perusahaan UKM yang digagas oleh para milenial ini. Di tahun ini hasil program ECP ini sudah menghasilkan ekspor,” ujar Iendra.

Iendra mengatakan eksportir milenial yang tergabung ke dalam ECP, sejauh ini sudah ada sekitar 240 peserta yang telah mendapat pelatihan.

“Dari 240 itu hanya seperlima yang betul-betul siap untuk ekspor. Yang lain tetap kita bina supaya lebih siap ke depan, untuk lebih siap ekspor,” ujarnya. (Afr/ Adi)