banner 970x250

Reses 1, Anggota DPRD Jabar Siti Muntamah Ajak Masyarakat Kelola Sampah Berbasis Rumah

Kota Bandung, BriliaNews.com – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar) dari Fraksi PKS Hj. Siti Muntamah SAP, menggelar kegiatan reses 1 tahun sidang 2023-2024 di kota Bandung.

Pada kegiatan reses yang digelar Kamis (19/10/2023), anggota DPRD dari Dapil Jabar 1 kota Bandung – kota Cimahi tersebut, menerima banyak aspirasi dari warga. Diantaranya masalah sampah dan lapangan pekerjaan.

Terkait masalah sampah, Siti Muntamah mengatakan pasca kebakaran di tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), hingga kini kota Bandung masih dalam kondisi darurat sampah.

Menurutnya, jumlah sampah yang ada di Kota Bandung, 44% nya adalah sampah organik sisa makanan.

“Banyak cara untuk menyelesaikan sampah organik sisa makanan berbasis rumah, yakni dengan melakukan Gerakan Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan Sampah),” ujarnya.

Siti Muntamah mengungkapkan, salah satu cara yang mudah dalam memanfaatkan sampah, khususnya sampah organik, ialah dengan menggunakan Kang Empos.

“Salah satu yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan sampah ialah dengan mengelola sampah organik menjadi kompos melalui berbagai cara. Salah satunya yang hari ini disosialisasikan adalah Kang Empos (Karung, Ember, Kompos),” ujarnya.

Baca Juga  Pergerakan Kendaraan di Jalur Nagreg Terkendali, Kendati Melebihi Puncak Mudik 2019

Siti Muntamah menjelaskan Kang Empos ini secara garis besarnya adalah memasukkan sampah organik ke dalam ember berisi karung, yang di dalamnya diisi starter kompos atau tanah. Setelah 2-4 minggu, sampah organik tersebut akan membusuk menjadi pupuk kompos.

Siti Muntamah menjelaskan, selain Kang Empos masih ada cara lain yang dapat dilakukan untuk mengolah sampah organik.

“Selain Kang Empos, cara lain dalam memanfaatkan sampah adalah Loseda (Lodong Sesa Dapur), Bata Terawang, bahkan Biopori pun bisa. Yang paling gampang, gali lubang di tanah, masukan sampah organik kemudian ditutup. Namun ini butuh lahan. Bila tidak punya lahan untuk menggali tanah, bisa menggunakan Kang Empos atau Takakura,” jelasnya.

Pupuk kompos yang dihasilkan dari pengolahan sampah organik tersebut, tutur Siti Muntamah bisa digunakan untuk pupuk sayuran di pekarangan rumah, sesuai dengan Gerakan Buruan SAE.

“Buruan adalah halaman, dan SAE singkatan dari sehat, alami, dan ekonomis. Gerakan ini merupakan program Pemkot Bandung, untuk memanfaatkan halaman atau pekarangan menjadi lahan produktif,” tuturnya.

Selain sampah dijelaskan Siti Muntamah, warga Kota Bandung juga menyampaikan aspirasi sulitnya mendapatkan pekerjaan.

Baca Juga  Jabar Matangkan Pembangunan Jatinangor Kota Pengetahuan Digital

Ia mengakui tingkat pengangguran masih menjadi persoalan di Kota Bandung. Dari data yang ia dapatkan, lebih dari sejuta lebih jumlah pengangguran di Kota Bandung.

“Jadi ada yang ayahnya nganggur, anaknya yang sudah disekolahkan pun nganggur. Penganggurannya berlapis,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, hingga saat ini belum ada solusi untuk masalah tersebut.

“Kita masih menunggu gebrakan dari Gubernur. Kita akan mengawasi. Ide bukan dari kita, tapi dari pemerintah, karena mereka eksekutor,” tandasnya.

Walau begitu, menurutnya, salah satu hal yang bisa mereka lakukan ialah memanfaatkan teknologi.

“Kalau emak-emak kolot kaya saya tidak bisa menguasai teknologi. Bisa live show, jualan online. Anak-anak itu harus difasilitasi. Mentalnya harus didorong,” tutur Siti Muntamah.

Pewarta : Adi
Editor : Afrida